Laman

Kamis, 26 Mei 2011

Keadilan

Islam Mengutamakan Keadilan, Bukan Kesamaan Dalam Segala Hal
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi)

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (An-Nisa`: 34)

Penjelasan Mufradat Ayat
Qawwamun adalah jamak dari qawwam, yang semakna dengan kata qayyim. Artinya adalah pemimpin, pembesar, sebagai hakim dan pendidik, yang bertanggung jawab atas pengaturan sesuatu. Namun kata qawwam memiliki arti yang lebih dari qayyim. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir dan Al-Baghawi)
Ibnu ‘Abbas c dalam menjelaskan ayat ini mengatakan: “Qawwam artinya pemimpin, di mana wajib atas seorang istri taat kepadanya sebagaimana yang Allah l perintahkan baginya untuk taat kepada suami, serta menaatinya dengan berbuat baik kepada keluarganya dan menjaga hartanya.” (Tafsir Ath-Thabari)
“Dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”, meliputi seluruh jenis nafkah yang Allah l wajibkan atas kaum laki-laki untuk kaum perempuan di dalam Al-Kitab dan As-Sunnah. Baik berupa mahar pernikahan, berbagai macam nafkah dalam keluarga, dan beban-beban lainnya.
Maknanya adalah wanita-wanita yang taat kepada suaminya, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas c dan yang lainnya. (Tafsir Ibnu Katsir)
“Memelihara diri ketika suaminya tidak ada”, yaitu para wanita yang senantiasa memelihara suaminya, dengan cara memelihara kehormatan dirinya dan menjaga harta suaminya.
Yang terpelihara adalah yang dijaga oleh Allah l.

Penjelasan Ayat
Al-Allamah As-Sa’di t berkata:
“(Allah) l mengabarkan bahwa kaum lelaki itu pemimpin atas kaum wanita, yaitu menjadi penegak atas mereka dalam memerintahkan mereka untuk melaksanakan hak-hak Allah l, agar memelihara kewajiban-kewajiban dan mencegah mereka dari berbagai kerusakan. Maka kaum lelaki wajib memerintahkan hal tersebut kepada kaum wanita dan menjadi penegak atas mereka. Juga dalam hal memberi nafkah, pakaian, dan tempat tinggal kepada mereka.
Kemudian Allah l menyebutkan sebab yang mengharuskan kaum lelaki mengurusi para wanita. Dia berfirman “dengan apa yang telah Allah utamakan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan dengan apa yang mereka beri nafkah dari harta-harta mereka”, yaitu dengan sebab keutamaan kaum lelaki atas kaum wanita serta diberikannya kelebihan atas mereka.
Diutamakannya kaum lelaki di atas kaum wanita dari berbagai sisi: dari sisi memegang kepemimpinan dalam negara hanya dikhususkan bagi kaum lelaki; kenabian, kerasulan; dikhususkannya mereka dalam sekian banyak dari perkara ibadah seperti berjihad, melaksanakan (shalat) hari raya, dan Jum’at. Juga dari sisi yang Allah l khususkan kepada mereka berupa akal, ketenangan, kesabaran, kekuatan yang mana para wanita tidak memiliki yang semisal itu. Demikian pula mereka dikhususkan dalam memberi nafkah kepada istri-istri mereka. Bahkan kebanyakan pemberian nafkah tersebut khusus menjadi tanggung jawab kaum laki-laki. Inilah yang membedakan mereka dari kaum wanita. Dan mungkin ini rahasia dari firman-Nya “dengan apa yang mereka memberi nafkah ...” dan obyeknya tidak disebutkan, untuk menunjukkan keumuman nafkah.
Dari semua ini, diketahuilah bahwa seorang laki-laki berkedudukan seperti pemimpin, tuan di hadapan istrinya. Dan istri di hadapan suami bagaikan tawanan dan pelayannya. Maka tugas seorang lelaki adalah menegakkan tanggung jawab pemeliharaan yang telah Allah l berikan kepadanya. Sedangkan tugas wanita adalah taat kepada Rabb-nya kemudian taat kepada suaminya.
Oleh karena itu, Allah l berfirman: “Wanita-wanita yang shalihah dan yang tunduk”, yaitu taat kepada Allah l, “memelihara diri di saat suaminya tidak ada”, yaitu senantiasa taat kepada suaminya walaupun suami tidak ada di sisinya, memelihara suaminya dengan menjaga diri dan hartanya. Hal itu merupakan bentuk pemeliharaan Allah l terhadap mereka. Dan Allah l-lah yang memberi taufiq kepada mereka (untuk melakukannya), bukan dari jiwa mereka sendiri. Sebab jiwa tersebut selalu memerintahkan kepada keburukan. Namun siapa yang bertawakal kepada Allah l, maka Allah l memberi kecukupan padanya dengan apa yang dia butuhkan dari perkara agama dan dunianya.” (Tafsir Taisir Al-Karim Ar-Rahman)

Islam adalah Agama yang Mengajak kepada Keadilan, bukan Persamaan dalam Segala Hal
Ayat ini menjelaskan bahwa kaum pria memiliki perbedaan dengan kaum wanita. Juga, bahwa Allah l memberikan kelebihan kepada pria dalam hal kepemimpinan yang tidak dimiliki oleh kaum wanita. Di dalam ayat yang lain, Allah l berfirman:
“Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” (Al-Baqarah: 228)
Oleh karena itu, Islam memerintahkan untuk memberikan hak kepada masing-masing yang memiliki hak. Inilah yang disebut keadilan. Adil bukanlah persamaan hak dalam segala hal. Namun adil adalah menempatkan setiap manusia pada tempat yang selayaknya dan semestinya, serta menempatkan segala sesuatu pada posisinya yang telah diatur dalam syariat-Nya.
Allah l memerintahkan kepada keadilan dan bukan kepada persamaan antara sesama manusia dalam segala hal. Firman-Nya:
“Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (An-Nisa`: 58)
Dan firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl: 90)
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Ma`idah: 8)
Dan ayat-ayat yang berkenaan tentang masalah ini sangat banyak sekali. Sedangkan persamaan antara sesama manusia bukanlah ajaran Islam. Bahkan Islam senantiasa menyebutkan perbedaan antara satu dengan yang lainnya sesuai standar syariah dan kemaslahatan yang telah ditetapkan oleh Allah l dan Rasul-Nya.
Allah l membedakan antara yang muslim dan yang kafir, yang taat dan yang berbuat kemaksiatan, dalam firman-Nya:
“Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 20)
Dan firman-Nya:
“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” (Shad: 28)
Allah l juga membedakan antara orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu, dalam firman-Nya:
“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar: 9)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan tentang adanya perbedaan kedudukan manusia dan tidak menyamakan antara mereka. Bahkan Rasulullah n mengingkari Dzulkhuwaishirah yang menginginkan agar pembagian harta rampasan perang dilakukan secara merata serta menganggap bahwa hal tersebut termasuk keadilan.
Dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri z,, beliau berkata: “Tatkala Rasulullah n sedang membagi harta berupa emas, maka datanglah Abdullah bin Dzulkhuwaishirah At-Tamimi lalu berkata: ‘Berbuat adil-lah engkau, wahai Rasulullah.’ Maka Rasulullah n menjawab: ‘Celaka engkau, siapakah yang akan berbuat adil jika aku tidak berbuat adil?’ Umar lalu berkata: ‘Izinkan saya untuk memenggal lehernya.’ Nabi n menjawab: “Biarkan dia, karena sesungguhnya dia memiliki pengikut, yang salah seorang kalian menganggap rendah shalatnya dibandingkan shalat mereka, puasanya dibandingkan puasa mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari sasarannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6534)
Dalam riwayat Muslim t disebutkan bahwa tatkala ‘Ali bin Abi Thalib z datang dari negeri Yaman membawa emas yang masih bercampur tanah, Rasulullah n membaginya untuk empat orang: ‘Uyainah bin Hisn, Al-Aqra’ bin Habis, Zaid Al-Khail, yang keempat ‘Alqamah bin Ulatsah atau ‘Amir bin Ath-Thufail. Lalu datanglah Dzulkhuwaishirah tersebut.... (HR. Muslim no.1064)
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Rasulullah n tidak membagi rata harta yang beliau dapatkan tersebut. Namun Rasulullah n memberikan kepada orang yang beliau pandang lebih mendatangkan kemaslahatan untuk diri orang tersebut. Di dalam hadits yang lain beliau n bersabda: “Wahai Sa’d, sesungguhnya aku memberikan (harta) kepada seseorang, padahal yang lain lebih aku cintai daripada orang yang kuberi tersebut, karena aku khawatir orang tersebut dilemparkan Allah ke dalam neraka.” (HR.Al-Bukhari no. 27, Muslim no. 150)
Demikian pula halnya antara kaum laki-laki dan perempuan. Allah l memerintahkan manusia untuk berbuat adil kepada mereka dengan memberikan hak kepada yang berhak menerimanya, sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dalam syariat. Sebab, menyamakan antara pria dan wanita dalam segala sesuatu adalah suatu hal yang bertentangan dengan fitrah dan syariat. Bagaimana tidak, dari sisi penciptaan saja mereka sudah berbeda. Di antaranya:
q Wanita memiliki fisik dan jenis kelamin yang berbeda dengan kaum lelaki
q Wanita lebih lemah dibanding kaum lelaki
q Wanita melahirkan, tidak demikian halnya kaum lelaki
q Wanita mengalami masa haid, kaum lelaki tidak
Dan masih banyak lagi perbedaan di antara keduanya.
Maka dari itulah, Allah l yang Maha mengetahui kemaslahatan hamba-Nya, menempatkan mereka pada posisinya masing-masing. Di antara perbedaan antara keduanya dari sisi syariat adalah:
q Wanita diperintahkan berhijab dengan menutupi seluruh tubuhnya, tidak demikian halnya kaum lelaki.
q Wanita dianjurkan tinggal di rumahnya dan tidak keluar dengan ber-tabarruj (bersolek), tidak demikian halnya kaum lelaki.
q Lelaki menjadi pemimpin rumah tangga dan melindungi para wanita yang lemah.
q Lelaki mendapatkan warisan dua kali lipat dibanding wanita.
Dan perbedaan lainnya yang telah ditetapkan Allah l, Dzat yang lebih mengetahui kemaslahatan para hamba-Nya tersebut.

Lelaki adalah Pemimpin dalam Bernegara dan Berumah tangga
Ayat Allah l yang mulia ini menjelaskan bahwa seorang lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, dan seorang wanita adalah berada di bawah perlindungan dan pemeliharaan lelaki. Oleh karena itu, seorang wanita tidak boleh diberi tanggung jawab sebagai pemimpin yang membawahi kaum lelaki, karena hal tersebut bertentangan dengan keadaan penciptaan wanita itu sendiri yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan. Hal ini dapat mengantarkan kepada kerusakan dan kehancuran.
Di dalam hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari t dari hadits Abu Bakrah z, dia berkata: Tatkala sampai berita kepada Rasulullah n bahwa penduduk Persia mengangkat seorang anak wanita Kisra1 (gelar raja Persia) sebagai pemimpin yang memimpin mereka, maka beliau bersabda:
لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang mereka menyerahkan urusan mereka kepada seorang wanita.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Maghazi, bab Kitabun Nabi n ila Kisra wa Qaishar, 7/4425 bersama Al-Fath)
Al-Hafizh t setelah menyebutkan hadits ini berkata: “Al-Khaththabi berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa seorang wanita tidak boleh memegang kepemimpinan dan qadha` (menjadi hakim).” (Fathul Bari, 7/735)
Dan tidak ada perselisihan di kalangan para ulama tentang tidak diperbolehkannya kaum wanita menjadi pemimpin negara. (lihat penukilan kesepakatan tersebut dalam Adhwa`ul Bayan, Asy-Syinqithi t, 1/75; Al-Qurthubi t dalam tafsirnya menukil dari Al-Qadhi Abu Bakr Ibnul ‘Arabi t, 13/183, Ahkamul Qur`an, Ibnul ‘Arabi, 3/482)
Demikian pula dalam hal berumah tangga. Seorang suami adalah pemimpin dan penanggung jawab atas rumah tangganya. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abdullah bin ‘Umar c, Rasulullah n bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاس رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلىَ أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُمْ، وَالْـمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْؤُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلىَ مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemelihara, maka dia bertanggung jawab atas apa yang dia pelihara. Seorang penguasa adalah pemelihara atas rakyatnya dan dia bertanggung jawab atas mereka. Seorang lelaki adalah pemelihara atas keluarganya dan dia bertanggung jawab atas mereka. Seorang wanita adalah pemelihara atas rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan dia bertanggung jawab atas mereka. Seorang budak adalah pemelihara atas harta tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah pemelihara dan setiap kalian bertanggung jawab atas apa yang dipeliharanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Akan tetapi, tatkala kaum lelaki memiliki kelebihan dari satu sisi, bukan berarti kedudukan wanita di dalam Islam tersebut menjadi rendah. Sebab, yang menjadi standar kemuliaan seseorang di sisi Allah l adalah ketakwaan. Apabila seorang wanita senantiasa taat kepada Allah l, taat kepada suami, memelihara kehormatan diri, menjaga harta suami di saat ia ditinggal, maka dia akan mendapatkan jaminan surga yang tidak didapatkan oleh kebanyakan kaum lelaki yang tidak memiliki ketakwaan kepada Allah l. Rasulullah n bersabda:
إِذَا صَلَّتِ الْـمَرْأَةُ خَـمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيْلَ لَـهَا:  ادْخُلِي الْـجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْـجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, memelihara kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: ‘Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki’.” (HR. Ibnu Hibban dari Abu Hurairah z, dishahihkan Al-Albani t dalam Shahih Al-Jami' no. 660)
________________________________________
1 Wanita ini bernama Buuraan bintu Syairawaih bin Kisra, disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar t dalam Fathul Bari menukil dari Ibnu Qutaibah. (Fathul Bari, 7/735)
2 Islam adalah Agama yang Mengajak kepada Keadilan, bukan Persamaan dalam Segala Hal
3 Ayat ini menjelaskan bahwa kaum pria memiliki perbedaan dengan kaum wanita. Juga, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kelebihan kepada pria dalam hal kepemimpinan yang tidak dimiliki oleh kaum wanita. Di dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
4 وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ
5 “Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” (Al-Baqarah: 228)
6 Oleh karena itu, Islam memerintahkan untuk memberikan hak kepada masing-masing yang memiliki hak. Inilah yang disebut keadilan. Adil bukanlah persamaan hak dalam segala hal. Namun adil adalah menempatkan setiap manusia pada tempat yang selayaknya dan semestinya, serta menempatkan segala sesuatu pada posisinya yang telah diatur dalam syariat-Nya.
7 Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada keadilan dan bukan kepada persamaan antara sesama manusia dalam segala hal. Firman-Nya:
8 وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ
9 “Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (An-Nisa`: 58)
10 Dan firman-Nya:
11 إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
12 “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl: 90)
13 وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
14 “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Ma`idah: 8)
15 Dan ayat-ayat yang berkenaan tentang masalah ini sangat banyak sekali. Sedangkan persamaan antara sesama manusia bukanlah ajaran Islam. Bahkan Islam senantiasa menyebutkan perbedaan antara satu dengan yang lainnya sesuai standar syariah dan kemaslahatan yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
16 Allah Subhanahu wa Ta’ala membedakan antara yang muslim dan yang kafir, yang taat dan yang berbuat kemaksiatan, dalam firman-Nya:
17 لا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ
18 “Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 20)
19 Dan firman-Nya:
20 أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي اْلأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ
21 “Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” (Shad: 28)
22 Allah Subhanahu wa Ta’ala juga membedakan antara orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu, dalam firman-Nya:
23 قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو اْلأَلْبَابُ
24 “Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar: 9)
25 Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan tentang adanya perbedaan kedudukan manusia dan tidak menyamakan antara mereka. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingkari Dzulkhuwaishirah yang menginginkan agar pembagian harta rampasan perang dilakukan secara merata serta menganggap bahwa hal tersebut termasuk keadilan.
26 Dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu,, beliau berkata: “Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang membagi harta berupa emas, maka datanglah Abdullah bin Dzulkhuwaishirah At-Tamimi lalu berkata: ‘Berbuat adil-lah engkau, wahai Rasulullah.’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Celaka engkau, siapakah yang akan berbuat adil jika aku tidak berbuat adil?’ Umar lalu berkata: ‘Izinkan saya untuk memenggal lehernya.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Biarkan dia, karena sesungguhnya dia memiliki pengikut, yang salah seorang kalian menganggap rendah shalatnya dibandingkan shalat mereka, puasanya dibandingkan puasa mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari sasarannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6534)
27 Dalam riwayat Muslim rahimahullah disebutkan bahwa tatkala ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu datang dari negeri Yaman membawa emas yang masih bercampur tanah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaginya untuk empat orang: ‘Uyainah bin Hisn, Al-Aqra’ bin Habis, Zaid Al-Khail, yang keempat ‘Alqamah bin Ulatsah atau ‘Amir bin Ath-Thufail. Lalu datanglah Dzulkhuwaishirah tersebut…. (HR. Muslim no.1064)
28 Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membagi rata harta yang beliau dapatkan tersebut. Namun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kepada orang yang beliau pandang lebih mendatangkan kemaslahatan untuk diri orang tersebut. Di dalam hadits yang lain beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Sa’d, sesungguhnya aku memberikan (harta) kepada seseorang, padahal yang lain lebih aku cintai daripada orang yang kuberi tersebut, karena aku khawatir orang tersebut dilemparkan Allah ke dalam neraka.” (HR.Al-Bukhari no. 27, Muslim no. 150)
29 Demikian pula halnya antara kaum laki-laki dan perempuan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan manusia untuk berbuat adil kepada mereka dengan memberikan hak kepada yang berhak menerimanya, sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dalam syariat. Sebab, menyamakan antara pria dan wanita dalam segala sesuatu adalah suatu hal yang bertentangan dengan fitrah dan syariat. Bagaimana tidak, dari sisi penciptaan saja mereka sudah berbeda. Di antaranya:
30 Wanita memiliki fisik dan jenis kelamin yang berbeda dengan kaum lelaki
31 Wanita lebih lemah dibanding kaum lelaki
32 Wanita melahirkan, tidak demikian halnya kaum lelaki
33 Wanita mengalami masa haid, kaum lelaki tidak
34 Dan masih banyak lagi perbedaan di antara keduanya.
35 Maka dari itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha mengetahui kemaslahatan hamba-Nya, menempatkan mereka pada posisinya masing-masing. Di antara perbedaan antara keduanya dari sisi syariat adalah:
36 Wanita diperintahkan berhijab dengan menutupi seluruh tubuhnya, tidak demikian halnya kaum lelaki.
37 Wanita dianjurkan tinggal di rumahnya dan tidak keluar dengan ber-tabarruj (bersolek), tidak demikian halnya kaum lelaki.
38 Lelaki menjadi pemimpin rumah tangga dan melindungi para wanita yang lemah.
39 Lelaki mendapatkan warisan dua kali lipat dibanding wanita.
40 Dan perbedaan lainnya yang telah ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat yang lebih mengetahui kemaslahatan para hamba-Nya tersebut.
41 Lelaki adalah Pemimpin dalam Bernegara dan Berumah tangga
42 Ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mulia ini menjelaskan bahwa seorang lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, dan seorang wanita adalah berada di bawah perlindungan dan pemeliharaan lelaki. Oleh karena itu, seorang wanita tidak boleh diberi tanggung jawab sebagai pemimpin yang membawahi kaum lelaki, karena hal tersebut bertentangan dengan keadaan penciptaan wanita itu sendiri yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan. Hal ini dapat mengantarkan kepada kerusakan dan kehancuran.
43 Di dalam hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari rahimahullah dari hadits Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Tatkala sampai berita kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa penduduk Persia mengangkat seorang anak wanita Kisra1 (gelar raja Persia) sebagai pemimpin yang memimpin mereka, maka beliau bersabda:
44 لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً
45 “Tidak akan beruntung suatu kaum yang mereka menyerahkan urusan mereka kepada seorang wanita.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Maghazi, bab Kitabun Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ila Kisra wa Qaishar, 7/4425 bersama Al-Fath)
46 Al-Hafizh rahimahullah setelah menyebutkan hadits ini berkata: “Al-Khaththabi berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa seorang wanita tidak boleh memegang kepemimpinan dan qadha` (menjadi hakim).” (Fathul Bari, 7/735)
47 Dan tidak ada perselisihan di kalangan para ulama tentang tidak diperbolehkannya kaum wanita menjadi pemimpin negara. (lihat penukilan kesepakatan tersebut dalam Adhwa`ul Bayan, Asy-Syinqithi rahimahullah, 1/75; Al-Qurthubi rahimahullah dalam tafsirnya menukil dari Al-Qadhi Abu Bakr Ibnul ‘Arabi rahimahullah, 13/183, Ahkamul Qur`an, Ibnul ‘Arabi, 3/482)
48 Demikian pula dalam hal berumah tangga. Seorang suami adalah pemimpin dan penanggung jawab atas rumah tangganya. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
49 كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاس رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلىَ أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُمْ، وَالْـمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْؤُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلىَ مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
50 “Setiap kalian adalah pemelihara, maka dia bertanggung jawab atas apa yang dia pelihara. Seorang penguasa adalah pemelihara atas rakyatnya dan dia bertanggung jawab atas mereka. Seorang lelaki adalah pemelihara atas keluarganya dan dia bertanggung jawab atas mereka. Seorang wanita adalah pemelihara atas rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan dia bertanggung jawab atas mereka. Seorang budak adalah pemelihara atas harta tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah pemelihara dan setiap kalian bertanggung jawab atas apa yang dipeliharanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
51 Akan tetapi, tatkala kaum lelaki memiliki kelebihan dari satu sisi, bukan berarti kedudukan wanita di dalam Islam tersebut menjadi rendah. Sebab, yang menjadi standar kemuliaan seseorang di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah ketakwaan. Apabila seorang wanita senantiasa taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, taat kepada suami, memelihara kehormatan diri, menjaga harta suami di saat ia ditinggal, maka dia akan mendapatkan jaminan surga yang tidak didapatkan oleh kebanyakan kaum lelaki yang tidak memiliki ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
52 إِذَا صَلَّتِ الْـمَرْأَةُ خَـمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيْلَ لَـهَا: ادْخُلِي الْـجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْـجَنَّةِ شِئْتِ
53 “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, memelihara kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: ‘Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki’.” (HR. Ibnu Hibban dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Al-Jami’ no. 660)
54 1 Wanita ini bernama Buuraan bintu Syairawaih bin Kisra, disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Fathul Bari menukil dari Ibnu Qutaibah. (Fathul Bari, 7/735)

bbblajarbareng.blogspot.com

Senin, 23 Mei 2011

Acidimetri dan Alkalimetri

ABSTRAK

Asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan asam kuat sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa. Sedangkan alkalimetri pada prinsipnya adalah analisa titrimetri yang menggunakan basa kuat sebagai titrannya dan analitnya adalah asam atau senyawa yang bersifat asam. Percobaan ini bertujuan untuk membuat larutan standar HCl 0,1 N dan menetapkan konsentrasi larutan tersebut dengan cara standarisasi dengan larutan borax dan natrium karbonat anhidrous, membuat larutan standar primer asam oksalat dan menentukan kadar asam cuka yang diperdagangkan.
Dalam percobaan ini larutan dibuat dengan cara pengenceran kemudian dilakukan titrasi dengan larutan-larutan standar tertentu sehingga didapatkan harga konsentrasi dari larutan hasil pengenceran tersebut. Selain itu dalam percobaan ini digunakan metode titrimetri untuk menganalisa kadar suatu sampel dengan proses asidimetri maupun alkalimetri.
Dari hasil percobaan didapatkan larutan hasil standarisasi HCl adalah 0,0662 N dan 0,867 N dan larutan hasil standarisasi NaOH adalah 0,0113 N, Sedangkan kadar asam cuka yang diteliti adalah 0,24 %, serta kadar NH3 yang terkandung dalam 0,2 gram NH4Cl adalah sebesar 10,75 %.

Kata Kunci : asidimetri, alkalimetri, larutan standar.

PERCOBAAN 1
ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI


1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah :
1. Membuat larutan standar HCl 0,1 N serta menetapkan konsentrasi larutan standar HCl dengan cara standarisasi dengan larutan borax (Na2B4O7.10H2O) dan Na2CO3 anhidrous.
2. Membuat larutan standar NaOH dan standarisasi dengan asam oksalat.
3. Menentukan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan serta menentukan kadar NH3 dalam garam ammonium (NH4Cl).

1.1.2 Latar Belakang
Pada prinsipnya asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan asam kuat sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa, ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur jumlah basa atau garamnya). Sedangkan alkalimetri pada prinsipnya adalah analisa titimetri yang menggunakan basa kuat sebagai titrannya dan analitnya adalah asam atau senyawa yang bersifat asam.
Larutan yang biasa dipakai sebagai titran dalam alkalimetri adalah NaOH, KOH, dan Ba(OH)2 yang merupakan larutan baku standar sekunder. Larutan yang biasa digunakan dalam analisa ini adalah NaOH karena harganya relatif murah.
Indikator yang sering digunakan dalam percobaan asidimetri dan alkalimetri adalah indikator metil merah dan metil orange untuk asidimetri karena skala pH pada kedua indikator memang berkisar pada larutan yang bersifat asam dan indikator PP untuk alkalimetri karena skala pH pada indikator PP berkisar pada larutan yang bersifat basa.

1.2 DASAR TEORI

Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi akan melibatkan pengukuran yang seksama volume-volumenya suatu asam dan suatu basa yang tepat akan saling menetra1kan. Reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri adalah salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan reaksi dalam analisis titrimetri. Asidi alkalimetri ini melibatkan titrasi basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatu standar (asidimetri) dan titrasi asam bebas yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah, dengan suatu basa standar (alkali metri). Reaksi-reaksi ini melibatkan senyawa ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air (Bassett, 1994).
Analisis volumetri juga dikenal sebagai titrimetri, di mana zat dibiarkan bereaksi dengan zat yang lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping (Khopkar, 1990).
Dalam menguji suatu reaksi untuk menetapkan apakah reaksi itu dapat digunakan untuk suatu titrasi, pembuatan suatu kurva titrasi akan membantu pemahaman untuk titrasi asam basa suatu kurva titrasi terdiri dari suatu alur pH atau pOH versus ml titran. Kurva semacam itu membantu dalam mempertimbangkan kelayakan suatu titrasi dan dalam memilih indikator yang tepat (Underwood, 1999).
Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting : asam, basa dan garam. Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Asam kuat berdisosiasi hampir sempurna dengan pengenceran yang sedang, karena itu ia merupakan elektrolit kuat. Asam lemah berdisosiasi hanya sedikit pada konsentrasi sedang bahkan pada konsentrasi rendah (Svehla, 1990).
Kuat relatif asam dan basa dalam larutan bergantung pada afinitas mereka terhadap proton yang berlainan. Makin kuat asam, makin lemah basa konjugatnya. Dari kumpulan reaksi kimia yang dikenal relatif sedikit yang dapat digunakan sebagai dasar untuk titrasi, suatu reaksi memenuhi persyaratan berikut sebelum digunakan.
1. Reaksi harus berjalan sesuai dengan suatu persamaan reaksi tertentu. Tidak boleh ada reaksi samping.
2. Reaksi harus berjalan sampai boleh dikatakan lengkap pada titik ekivalensi. Dengan kata lain, tetapan keseimbangan reaksi harus sangat besar.
3. Beberapa metode harus tersedia untuk menetapkan kapan titik ekivalensi tercapai. Suatu inidikator haruslah tersedia atau beberapa metode secara instrumen dapat digunakan untuk memberitahu analisis kapan penambahan titran dihentikan.
4. Reaksi berjalan cepat (dalam beberapa menit saja)
(Day dan Underwood, 1999).
Untuk indikator asam-basa biasanya dibuat dalam bentuk larutan Indikator asam basa adalah zat yang berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu range (trayek) pH tertentu. Indikator asam basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat indikator dapat berupa asam atau basa, larut dan stabil serta akan menunjukkan perubahan warna yang kuat, biasanya merupakan zat organik (Khopkar, 1990).
Air murni tidak mempunyai rasa, bau, dan warna. Bila mengandung zat tertentu, air dapat tersa asam, pahit, asin, dan sebagainya. Air yang mengandung zat lain dapat pula menjadi warna. Cairan yang berasa asam disebut larutan asam, yang terasa asin disebut larutan garam, sedangkan yang terasa licin dan pahit disebut larutan basa (Syukri, 1999).
Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting : asam, basa, dan garam. Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Basa, secara paling sederhana dapat didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam iar, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif (Svehla, 1979).
Air mengandung ion dalam jumlah kecil sekali. Hal itu disebabkan oleh terjadinya rekasi asam basa sesama molekul air (autoionisasi) dan membentuk kesetimbangan :
H2O + H2O H3O+ + OH-
Dengan kata lain, air adalah elektrolit lemah dan bila H3O+ disederhanakan menjadi H+, maka kesetimbangan itu ditulis sebagai :
H2O H+ + OH-
Jika larutan mengandung asam, berarti menambahkan jumlah H+, dan akan menggeser kesetimbangan ke kiri sampai tercapai kesetimbangan baru. Pada kesetimbangan baru, konsentrasi H+ lebih besar dari pada OH-, tetapi perkaliannya tetap 10-14. Hal yang sama akan terjadi bila air ditambah bas sehingga dicapai kesetimbangan baru dengan nilai [OH-] > [H+] dan perkaliannya tetap 10-14.
Berdasarkan konsentrasi ion tersebut, larutan dibagi tiga, yaitu :
Larutan asam : [H+] > [OH-]
Larutan netral : [H+] = [OH-] = 10-7
Larutan basa : [H+] < [OH-]
(Syukri, 1999).
Analisis titrimetrik adalah salah satu divisi besar dalam kimia analitik. Perhitungan yang tercakup di dalamnya berdasarkan pada hubungan stokiometrik dari reaksi kimia yang sederhana.
Analisis dengan metode titrimetrik didasarkan pada rekasi kimia seperti :
aA + tT produk
Di mana a molekul analit, A, bereaksi dengan t molekul pereaksi, T. Pereaksi T, yang disebut titran, ditambahkan secara kontinu, biasanya dari sebuah buret, dalam wujud larutan yang konsentrasinya diketahui. Larutan ini disebut larutan standar, dan konsentrasinya ditentukan dengan sebuah proses yang dinamakan standarisasi. Penambahan dari titran tetap dilakukan sampai jumlah T secara kimiawi sama dengan yang telah ditambahkan kepada A. selanjutnya akan dikatakan titik ekivalen dari titrasi telah dicapai. Agar diketahui kapan harus berhenti menambahkan titran, maka dapat menggunakan bahan kimia, yaitu indikator, yang bereaksi terhadap kehadiran titran yang berlebih dengan melakukan perubahan warna. Perubahan warna ini bisa saja terjadi persis pada titik ekivalen , tetapi bisa juga tidak. Titik dalam titrasi dimana indikator berubah warnanya disebut titik akhir ( Day dan Underwood).
Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Jenis indikator yang khas adalah asam organik yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari basa konjugatnya. Indikator yang baik mempunyai intensitas warna yang sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus ditambahkan ke dalam larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indikator yang sangat rendah ini hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan. Perubahan warna indikator mencerminkan pengaruh asam dan basa lainnya yang terdapat dalam larutan (Oxtoby, 2001).
Reaksi kimia yang mungkin di perlakukan sebagai basis dari penentuan titrimetrik telah dikelompokan ke dalam empat tipe :
a. Asam-Basa. Ada sejumlah besar asam dan basa yang dapat ditentukan oleh titrimetri. Jika HA mewakili asam yang akan ditentukan dan B mewakili basa, rekasinya adalah sebagai berikut
HA + OH- A- + H2O
dan
B + H3O+ BH+ + H2O
b. Oksidasi-reduksi (redoks). Reaksi kimia yang melibatkan oksidasi-redoksi dipergunakan secara luas dalam analitis titrimetrik. Sebagai contoh, besi dengan tingkat oksidasi +2 dapat dititrasi dengan sebuah larutan standar dari serium (IV) sulfat :
Fe2+ + Ce 4+ Fe3+ + Ce3+
c. Pengendapan. Pengendapan dari kation perak dengan anion halogen dipergunakan secara luas dalam prosedur titremetrik. Reaksinya adalah sebagai berikut
Ag+ + X- AgX (s)
d. Pembentukan kompleks. Contoh dari reaksi di mana terbentuk suatu kompleks antara ion perak dan sianida :
Ag+ + 2 CN- Ag (CN)-2
(Oxtoby, 2001).
Sejauh ini, realtif sedikit reaksi kimia yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk titrasi. Sebuah reaksi harus memenuhi beberapa persyaratan sebelum reaksi tersebut dapat dipergunakan :
a. Reaksi tersebut harus diproses sesuai persamaan kimiwai tertentu. Seharusnya tidak ada sampingan.
b. Reaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesai pada titik ekivalensi.
c. Harus tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik ekivalen tercapai.
d. Diharapkan reaksi berjalan cepat, sehingga titrasi dapat diselesaikan dalam beberapa menit (Day dan Underwood, 1999).





1.3 METODOLOGI PERCOBAAN
1.3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah bekker gelas, Erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, pipet tetes, corong, buret, gelas arloji, batang pengaduk, pipet volume dan propipet, sudip, neraca analitik, pemanas.

Rangkaian Alat :

Keterangan :
1.buret
2. statif dan klef
3. erlenmeyer









Gambar 1.1 Alat titrasi


1.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl pekat, akuades, borax, Na2CO3, asam oksalat (H2C2O4.2H2O), ammonium klorida (NH4Cl), asam cuka, indikator PP, indikator metil merah, indikator metal orange, NaOH Kristal





1.3.3 Prosedur Percobaan
1.3.3.1 Standarisasi dengan Borax
1. Menimbang dengan tepat 0,2 gram borax, memasukkan ke dalam Erlenmeyer dan melarutkan dengan aquades sebanyak 25 mL lalu mengocok hingga larut.
2. Menambahkan indikator metil merah sebanyak 3 tetes. Menitrasi dengan larutan HCl dari percobaan sebelumnya sehingga warna berubah dari kuning menjadi merah muda. Mencatat volume titrannya.
3. Melakukan percobaan di atas sebanyak dua kali.

1.3.3.2 Standarisasi dengan Na2CO3 anhidrous
1. Menimbang 0,2 gram Na2CO3. Melarutkan dalam aquades sebanyak 60 mL dalam erlenmeyer dan kocok dengan baik.
2. Menambahkan indikator metal orange sebanyak 3 tetes. Menitrasi dengan larutan HCl sampai warna berubah dari warma orange menjadi merah muda. Mencatat volume titrannya.
3. Melakukan percobaan di atas sebanyak dua kali.

1.3.3.2 Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
1. Menimbang 0,63 gram asam oksalat dengan gelas arloji. Memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. larutkan dalam air sampai volume 100 mL.
2. Mengambil sebanyak 10 mL dan menambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes.
3. Menitrasi dengan larutan NaOH sampai warna larutan menjadi merah muda dan mencatat volume titrannya.
4. Melakukan percobaan sebanyak dua kali.

1.3.3.3 Menentukan Kadar NH3 dalam Amonium Klorida
1. Menimbang 0,2 gram NH4Cl dan memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Menambahkan 75 mL larutan NaOH yang telah distandarisasikan.
2. Mengocok dengan baik dan panaskan sampai uapnya keluar tidak merubah warna kertas lakmus yang telah dibasahi dengan aquades.
3. Menambahkan 3 tetes indikator metil merah dan menitrasi dengan larutan standar HCl sampai titik ekivalen.
4. Melakukan percoaan sebanyak dua kali.

1.3.3.4 Penentuan Kadar Asam dalam Asam Cuka yang Diperdagangkan
1. Menimbang labu ukur, setelah itu masukkan 5 mL asam cuka, menimbang lagi contoh, kemudian menghitung berat asam cukanya.
2. Memipet 10 mL asam cuka ke dalam erlenmeyer dan menambahkan 3 tetes indikator PP.
3. Menitrasi dengan larutan NaOH standar sampai berwarna merah muda. Mencatat volume titrannya.
4. Melakukan percobaan sebanyak dua kali.



1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
1.4.1 Hasil
1.4.1.1 Asidimetri
1.4.1.1.1 Standarisasi dengan Borax





Tabel 1.4.1 Standarisasi dengan Borax
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. Menimbang 0,2 gram Borax, melarutkan dengan akuades sebanyak 25 ml Campuran homogen Warna bening
2. Menambahkan 3 tetes methyl red Warna kuning
3. Menitrasi dengan HCl V0 = 0 ml
V1=13,1 ml,
V = 13.1 ml
warna pink

1.4.1.1.2 Standarisasi dengan Na2CO3 anhidrous
Tabel 1.4.2 Standarisasi dengan Na2CO3 anhidrous
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. Menimbang 0,2 gram Borax, melarutkan dengan akuades sebanyak 25 ml Warna bening
2. Menambahkan 3 tetes methyl orange Warna kuning
3. Menitrasi dengan HCl V0 = 0
V1 = 59,4 ml
V = 59,4 ml

1.4.1.2 Alkalimetri
1.4.1.2.1 Membuat Larutan Standar NaOH
Tabel 1.4.3 Membuat Larutan Standar NaOH
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. Menimbang 1 gr NaOH, melarutkan dengan akuades V = 250 ml

1.4.1.2.2 Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
Tabel 1.4.4 Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. Menimbang asam oksalat 0,6 gram
2. Memasukkan dalam erlenmeyer dan menambahkan air V = 100 ml
3. Mengambil sebanyak 10 ml larutan oksalat warna bening
4. Menambahkan 3 tetes PP warna bening
5. Menitrasi dengan NaOH V1 = 0 ml, V2 = 10 ml
V = 10 ml
warna pink




1.4.1.2.3 Menentukan kadar NH3 dalam NH4Cl

Tabel 1.4.5 Menentukan kadar NH3 dalam NH4Cl
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. Menimbang NH4Cl, memasukkan ke erlenmeyer, menambahkan larutan NaOH sebanyak 75 ml massa 0,2 gram

2. Mengocok dan memanaskan warna bening
3. Menambahkan 3 tetes methyl-red warna kuning
4. Menitrasi dengan HCl V1 = 0 ml, V2=59,4 ml
V = 59,4 ml
warna merah muda



1.4.1.2.3 Menentukan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan
Tabel 1.4.6 Menentukan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. Menimbang botol kosong 195.9 gram
2. Menimbang 5 ml asam cuka + botol kosong tersebut
Berat asam cuka =
200,4-195,9 = 4,5 gram
3. Memasukkan asam cuka ke dalam labu ukur 250 ml dan menambahkan akuades
sampai tanda batas V = 250 ml
3. Memipet 10 ml asam cuka ke dalam erlenmeyer dan menambahkan 3 tetes Indikator PP

warna bening
4. Menitrasi dengan NaOH standar V1 = 0 ml, V1=1,7 ml
V = 1,7 ml

1.4.2 Pembahasan
1.4.2.1 Asidimetri
1.4.2.1.1 Standarisasi dengan Borax
Pertama adalah membuat larutan borax, massa borax untuk membuat larutan standar yaitu 0,2 gram. BM borax = 384,4 gram/mol dan volume pengenceran sebanyak 25ml. Dari beberapa variabel diatas dapat dilihat reaksi pelarut borax yaitu :
Na2B4O7 + 2H2O H2B4O7 + 2 NaOH
Setelah itu ditambahkan indicator metal merah sebanyak 3 tetes sehingga terjadi perubahan warna pada borax menjadi kuning. Hal ini dikarenakan indicator metil merah yang memiliki trayek PH 4,2-6,3 berwarna kuning jika dalam larutan basa. Kemudian larutan ini dititrasi dengan HCl 0,1 N. Titrasi ini dilakukan hingga warna kuning berubah menjadi pink. Perubahan warna ini terjadi karena adanya ion H+ dari HCl dan perubahan ini menandai titik akhir titrasi. Larutan HCl dibakukan dengan Na2B4O7.10H2O titrasi dimaksudkan untuk menghilangkan gas Co2 yang terbentuk sehingga dapat membuat indicator merubah warna larutan tersebut
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Na2B4O7.10H2O + 2HCl 4H3BO3 + 2NaCl + 5H2O
atau Na2B4O7.5H2O + 2HCl 2NaCl + 4H3BO4
Dari data yang diperoleh dapat dihitung Normalitas dari larutan HCl yaitu 0,077 N.

1.4.2.1.2 Standarisasi dengan Na2CO3 anhidrous
Standarisasi larutan HCl dilakukan dengan melarutkan 0,2 gram Na2CO3 dan melakukan pengenceran hingga volume 60 ml. Kemudian ditambahkan dengan 3 tetes indikator methyl-orange, lalu dititrasi dengan larutan HCl. Larutan Na2CO3 bertindak sebagai larutan bakunya karena kepekatannya telah diketahui dalam molaritas.
Reaksi antara Na2CO3 dan HCl yang terjadi adalah :
2Na+ CO3++2HCl+Cl- H2CO3+2NaCl
Secara singkat dituliskan :
Na2CO3 + 2NaCl CO2 + H2O
Dari pengulangan percobaan di dapat volume titrasi sebesar 59,4 ml dan konsentrasi Na2CO3 sebesar 0,0628 N dan V titran sebesar 0,0594, V titrannya besar karena PH pada titik akhir titrasi lebih besar daripada trayek PH indikator metil merah. PH pada titik akhir titrasi pertama yaitu 8,3 karena terbentuk garam NaHCO3 yang sedikit basa dan trayek PH indikator metil merah 4,4-6,2 sehingga parlu HCl yang banyak untuk mencapai trayek PH tersebut

1.4.2.2 Alkalimetri
1.4.2.2 1 Pembuatan larutan standar NaOH
Pada percobaan ini larutan standar NaOH diperoleh dari melarutkan 1 gram NaOH dengan akuades sampai 250 ml. larutan di panaskan agar NaOH yang sebelumnya padatan dapat hancur dan larut bersama akuades. Larutan standar NaOH digunakan untuk perhitungan selanjutnya, dan untuk menitrasi.
Reaksi pelarutan NaOH adalah sebagai berikut :
NaOH + H2O Na+ + OH- + H2O
Berdasarkan perhitungan diperoleh konsentrasi NaOH sebesar 0,1 N.

1.4.2.2.2 Standarisasi NaOH dengan asam oksalat
Pada saat larutan asam oksalat dititrasi dengan larutan standar NaOH yang telah dibuat sebelumnya terjadi rekasi sebagai berikut :
C2H2O4 . 2H2O + NaOH NaCHO4 + CO2 + H2O
Titrasi dihentikan setelah larutan yang mula-mula berwarna bening berubah warna menjadi pink. Perubahan warna terjadi menunjukkan bahwa titik ekivalen telah tercapai, setelah melakukan titrasi dengan NaOH diperoleh normalitas asam oksalat adalah 0,1332 N dan NaOH sebesar 0,1 N. V titrannya besar karena asam oksalat membutuhkan ion OH- yang lebih banyak untuk mencapai titik ekivalen sehingga volume titran yang dipergunakanpun lebih banyak.

1.4.2.2.3 Penentuan kadar NH3 dalam Amonium Klorida
Untuk mengetahui seberapa besar kandungan NH3 dalam NH4Cl, terlebih dahulu dilakukan penimbangan sebanyak 0,2 gram NH4Cl dimasukkan dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 75 ml larutan NaOH yang telah dibuat kemudian dikocok dan dipanaskan. Setelah dipanaskan ditetesi methyl red baru dititrasi dengan HCl
Pada saat penambahan NaOH ke dalam larutan NH4Cl, terjadi reaksi sebagai berikut :
NH4Cl + NaOH NH3 + NaCl + H2O
Reaksi titrasinya sebagai berikut :
HCl + NaOH NaCl + H2O
Dari hasil perhitungan didapatkan kadar NH3 dalam NH4Cl sebesar 50,45 % , V titrasi besar sama seperti diatas PH pada titik akhir. Titrasi lebih sedikit basa, karena ada ammonia yang bersifat basa lemah , dan trayek PH indicator metil merah sebesar 4,4-6,2 sehingga perlu lebih banyak HCl.


1.4.2.2.4 Penentuan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan
Pada percobaan ini, praktikan menggunakan asam cuka cap Bata sebagai sampel. Mula-mula asam cuka diambil se banyak 5 ml, kemudian ditentukan beratnya dan diencerkan. Setelah itu ditambahkan Indikator PP untuk menunjukkan titik akhir pada saat asam cuka dititrasi dengan larutan baku NaOH.
Reaksi yang terjadi pada saat titrasi berlangsung sebagai berikut :
NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O
Asam asetat (CH3COOH) termasuk salah satu contoh protolit lemah, yaitu molekul atau ion yang dapat ikut serta dengan proton yang keseimbangan asam basanya ditentukan oleh tetapan protolisisnya. Asam cuka atau sering dikenal asam asetat yang sering digunakan harus diencerkan terlebih dahulu dengan air karena jika tidak bisa berbahaya bagi pemakai.
Perhitungan kadar asam cuka dilakukan untuk membandingkan kadar asam yang tertera di label dengan percobaan yang dilakukan. Dalam sampel 5 ml cuka terkandung 0,0816 gram CH3COOH dengan kadarnya sekitar 1,8133%.







1.5 PENUTUP

1.5.1 Kesimpulan
1. Untuk menstandarisasikan larutan Borax 0,0418 N sebanyak 25 ml diperlukan 0,0134 ml atau 13,4 ml larutan HCl dengan konsentrasi normalitas sebesar 0,0779 N
2. Larutan standar HCl 0,1 N sebanyak 59,4 ml digunakan untuk standarisasi larutan Na2CO3 dengan konsentrasi normalitas 0,0634 N
3. Untuk membuat 1 gram NaOH dengan konsentrasi normalitas sebesar 0,1 N
4. Dalam menstandarisasikan larutan oksalat 0,1332 N sebanyak 100 ml diperlukan larutan baku NaOH 1 N sebanyak 10 ml
5. Kadar NH3 yang terkandung dalam 0,2 gram NH4Cl adalah sebesar 50,45 %
6. Kadar asam yang terkandung dalam 5 ml asam cuka cap Botol adalah sebesar 1,8133%.

1.5.2 Saran
1. Sebaiknya alat-alat yang digunakan pada percobaan mencukupi dan sesuai dengan percobaan tersebut, sehingga praktikan tidak mendapatkan masalah karena kekurangan alat.
2. Asisten laboratorium seharusnya lebih memperhatikan pekerjaan praktikan sehingga tidak terjadi kesalahan prosedur.
bbblajarbareng.blogspot.com

Rabu, 09 Maret 2011

USAHA LAPANGAN FUTSAL

PROSPEK USAHA

Futsal merupakan salah satu olah raga yang kian banyak digemari. Sebagaimana halnya sepak bola, para penggemar olah raga futsal cukup cukup banyak, terutama sekali para kawula muda. Selama ini, ketersediaan lapangan futsal sudah cukup banyak, namun nampaknya masih belum mampu memenuhi kebutuhan konsumen bahkan seringkali selang selama satu minggu sebelumnya, lapangan futsal sudah habis dipesan oleh penggunanya. Sementara pada saat yang bersama pula, para pengguna lainnya pula menunggu jadwal penggunaan lapangan rutsal kosong atau berlomba-lomba memesan tempat.

Pada lokasi permukiman juga semakin banyak anak-anak dan remaja yang membutuhkan sarana berolahraga futsal sekaligus arena bermain. Pada daerah perkantoran juga merupakan potensi bagi usaha futsal. Realita ini menunjukkan bahwa masih terbukanya peluang usaha bagi UMKM yang ingin mencoba usaha membuka lapangan futsal dengan harga yang relative bersaing dan terjangkau bagi konsumennya.

TIPS KEBERHASILAN USAHA

Usaha futsal memerlukan beberapa persiapan untuk memulainya. Persiapan ini pada dasarnya merupakan langkah-langkah awal sebelum memulai usaha futsal agar teridentifikasi kebutuhan mendasar yang diiperlukan baik dalam rangka penyediaan lahan, modal invesatsi, maupun pemenuhan bahan baku aupun peralatan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan segala sesuatunya adalah sebagal berikut:

1. Menentukan pilihan lokasi dan tempat yang akan dijadikan tempat futsal, lokasi yang dekat dengan permukiman atau perkantoran member nilai tambah.
2. Memilih lokasi dan tempat lapangan futsal sebaiknya mempertimbangkan aspek kenyamanan, keamanan, dan tidak mengganggu orang­-orang di sekitarnya. Jika mungkin pilihlah lokasi dengan luas yang memadai atau berukuran standar umum bahkan internasional.
3. Memperhatikan sirkulasi udara gedung dan lapangan futsal dengan cara mengusahakan sedemikian rupa agar saluran udaranya atau ventilasi udara relative cukup, sehingga pengguna akan merasa lebih nyaman dalam bermain futsal atau menikmati suasana.
4. Untuk mendukung suasana di ruang tunggu dapat disediakan televisi sebagai media informasi dan sarana hiburan bagi para pemain/pengunjung.
5. Sediakan pula informasi/majalah futsal atau bahan bacaan yang menghibur pemain/pengunjung.
6. Mempersiapkan berbagai peralatan, perlengkapan, dan infrastruktur lainnya atas dasar prinsip kecukupan dan kememadaian kuantitas maupun kualitasnya.
7. Berbagai kesiapan tempat dan peralatan futsal ditunjang pula dengan acara pembukaan (grand opening) dengan maksud agar tempat dan lokasi futsal yang ada lebih dikenal dan dilirik banyak orang. Pada akhirnya pengguna dapat menggunakan lapangan futsal dengan berbagai fasilitas secara kontinu. Dengan kondisi ini, usaha futsal yang digeluti banyak dikenal orang, digemari, dan usaha berkesinambungan dalam jangka pendek maupun panjang.
8. Agar tempat dan keberadaan usaha dan lapangan futsal selalu dapat diketahui orang atau calon pengguna, maka pemasangan spanduk atau billboard di depan tempat futsal.
9. Berikan layanan yang memuaskan para pemain/pengunjung lapangan futsal agar mereka betah dan menikmati lapangan futsal sebagai arena bermain dan arena hiburan bersama.

FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA

Selain memeberikan nilai manfaat dan keuntungan bagi pemiliknya, terdapat sejumlah hambatan dan kendala sebagai faktor kritis dalam menjalankan usaha futsal yang harus dihadapi. Paling tidak terdapat beberapa hambatan yang mungkin dihadapi, di antaranya adalah menyangkut hal-hal sebagai berikut.

Kesadaran pelanggan dalam menjaga lingkungan tempat dan fasilitas tempat futsal sangat menentukan kenyamanan pemakaian ruangan dan lapangan futsal. Kesadaran pelanggan yang rendah terhadap ruang dan fasilitas lapangan futsal mengakibatkan kerusakan lapangan dan fasilitas, ketidaknyamanan, sehingga dalam jangka panjang dapat mengurangi nilai omzet bahkan tingkat pendapatan atau keuntungan usaha futsal yang semakin menurun.

Adanya perilaku atau tindakan pelanggan yang sering berulah pada saat penggunaan lapangan atau mengotori tempat futsal juga ikut berkontribusi terhadap ketidaknyamanan dan kekotoran lapanganfutsal. Oleh karena itu, pemantauan keadaan pada saat lapangan futsal digunakan memerlukan perhatian serius dan tindakan sesegara mungkin, agar faktor ketidaknyamanan dalam pemakaian apangan dapat teratasi.
* Lapangan dan ruangan fasilitas pemain/pengunjung dilengkapi dengan ventilasi yang baik dan pencahayaan yang cukup terang, sehingga mendukung kenyamaan dan keamanan dalam bermain maupun menunggu.
* Jika lapangan futsal menggunakan rumput sintetis, maka kemungkinan besar mudah terjadi kerusakan lapangan. Jika seperti ini, maka perlu dilakukan perawatan berkala dan terkendali.
* Persaingan dengan para pesaing lain yang menekuni usaha futsal perlu diperhatikan, jika mungkin dilakukan pendekatan dan pembicaraaan agar tercapai kesepakatan bersama

TEKNIS MELAKUKAN USAHA

Keberlangsungan usaha futsal sangat perlu diperhatikan, karena usaha ini memerlukan menjaga investasi lapangan yang telah dibangun. Agar usaha futsal dapat terus berlangsung dan berjalan lancar, maka perlu dilakukan beberapa hal hal sebagai berikut :
- Menggunakan tanah kosong yang strategis. dan mudah

dijangkau oleh para pengguna olah raga futsal, lakukan analisis lingkungan dengan mempertimbangkan pula peluang calon pemain/pengunjung (anak-anak, remaja, orang dewasa). Menyediakan lahan parkir bagi kendaraan bermotor yang cukup luas dan ruang tunggu yang memadai bagi para pemain

* Terdapat dua ukuran lapangan futsal, yaitu Ukuran Umumpanjangnya 25 m – 45m dengan lebar: 15 m – 25 m, sedangkan ukuran internasional panjangnya 38 m – 42 m dengan lebar: 18 m – 22 m.

* Menyediakan media informasi dan promosi semaksimal mungkin agar usaha futsal dikenal dan dikunjungi.

* Menerapkan sistem keanggotaan (membership) dengan memberikan ikatan keanggotaan atau pemberian insentif diskon bagi anggota aktif yang telah terdaftar.

* Menyewakan perlengkapan lain yang dibutuhkan pengguna, misalnya sepatu bola, kaos tim sepakbola, kaos kaki. Senantiasa mengikuti mode/trend yang diminati oleh pelanggan futsal.

* Untuk menarik pelanggan, perlu diadakan turnamen, pertandingan, eksebisi, atau kompetisi futsal. Selain memperbanyak frekuensi penggunaan lapangan, hal ini juga bermanfaat bagi upaya perluasan jangkauan bagi khalayak akan keberadaan tempat dan jenis layanan yang tersedia maupun salah satu ajang promosi yang sangat tepat.

* Melakukan kerjasama dan melakukan hubungan sponsor (sponsorship) untuk bekerja sama dan memajang iklan produknya di dalam ruangan lapangan futsal (indoor) atau di luar bangunan tempat bangunan futsal (outdoor). Dengan demikian, kegiatan kerjasama ini akan menambah perolehan pendapatan (income) tambahan.

* Membuka kios minuman dengan berbagai variasi jenis dan merknya sesuai dengan selera dan kebutuhan pengguna lapangan. Hal ini dapat menambah penghasilan rutin, terutama sekali menunjang secara langsung pembiayaan kebersihan dan kenyamanan ruangan dan lapangan futsal, disamping memberikan layanan bagi pengguna.

ASPEK LEGALITAS

Beberapa izin usaha wajib dimiliki oleh pengusaha antara lain :

1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
2. Izin Gangguan (HO) atau Surat Izin Tempat Usaha dari Dinas Perizinan;
3. Surat Pernyataan tidak keberatan dari warga atas usaha tersebut. Usaha futsal yang menjamur belakangan ini ternyata menimbulkan keresahan warga akibat keramaian atau kributan yang ditimbulakn bagi lingkungan di sekitarnya.

Permohonan Izin untuk skala besar diserahkan kepada Dinas Perizinan dengan membawa lampiran berupa :

* Fotokopi KTP pemohon;
* Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan;
* Fotokopi IMB, site plan berikut gambar denah dan situasi;
* Fotokopi Surat kepemilikan tanah atau keterangan status kepemilikan tanah;
* Keterangan domisili Perusahaan dari Lurah/Camat setempat;
* Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga yang bersebelahan dengan lokasi usaha;
* Fotokopi bukti pelunasan PBB tahun terakhir;
* Peta lokasi dengan skala 1:100 dan peta situasi skala 1:1000;
* Proposal teknis rencana pembangunan lapangan dan site plan
* Gambar konstruksi bangunan yang telah mendapat persetujuan dari instansi setempat lengkap dengan bangunan ukur (water meter)
* Rekomendasi/Serbaguna dari Lurah dan Camat setempat

ANALISA USAHA

Beberapa asumsi di dalam pembiayaan bagi usaha futsal , yaitu umur ekonomis bangunan ditaksir selama 20 (dua puluh) tahun, penyusutan menggunakan metode garis lurus. Analisis ini didasarkan atas lapangan indoor.

Modal awal:
* Lahan, bangunan & peralatan Rp.150.000.000,00
* Perizinan Rp.3.000.000,00
* Bangunan Lapangan 600 m2 Rp.240.000.000,00
* Peralatan dan infrastruktur Rp.10.000.000,00
* Peralatan administrasi Rp.3.000.000,00
Jumlah modal awal Rp.406.000.000,00

Perhitungan laba/rugi per bulan

Penerimaan satu bulan:
* Sewa lapangan: 80 jam @ Rp 150.000,00 Rp.12.000.000,00
Pengeluaran satu bulan:
* Beban listrik, air, sampah Rp.1.200.000,00
* Maintenance Rp.700.000,00
* Gaji 2 karyawan Rp.1.800.000,00
* Penyusutan Rp.1.045.833,00
Jumlah Pengeluaran Rp. 4.745.833,00

Laba bersih satu bulan Rp. 7.254.167,00

bbblajarbareng.blogspot.com

Minggu, 20 Februari 2011

skrening fitokimia

BAB I

PENDAHULUAN


Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organic yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia, biosintetis, perubahan dan metabolism, penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari senyawa organic. Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit.

Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.

1.

Tujuan Percobaan Karakterisasi Simplisia

1.

Memahami pentingnya uji kebenaran simplisia
2.

Dapat melakukan uji kebenaran simplisia secara kimia
3.

Dapat menjamin kebenaran simplisia

1.

Tujuan Percobaan Skrining Fitokimia

1.

Dapat mendeteksi senyawa kimia tumbuhan berdasarkan golongannya dan mengidentifikasikan senyawa kimia tersebut
2.

Menjadi informasi awal untuk mengetahui senyawa kimia yang mempunyai aktivitas biologis.

1.

Tujuan Percobaan Penetapan Zat Identitas

1.

Menguji kualitas simplisia
2.

Menguji keseragaman kandungan simplisia




1.

Tujuan Percobaan Ekstraksi

1.

Mengerti prinsip kerja ekstraksi cara dingin dan cara panas
2.

Dapat menentukan metode ekstraksi yang sesuai
3.

Mengerti prinsip kerja alat refluks dan soxhlet


























BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

Karakteristik Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan lecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia nabati adalah simplisia berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni.

Variasi kandungan kimia tumbuhan obat (in vivo) disebabkan oleh :

1.

Genetik (bibit)
2.

Lingkungan (tempat tumbuh, iklim)
3.

Rekayasa agronomi
4.

Panen (waktu dan pasca panen)

Tahapan pembuatan simplisia yang baik

1.

Pengumpulan bahan (panen)
2.

Sortasi basah
3.

Pencucian
4.

Sortasi kering
5.

Perajangan
6.

Pengeringan
7.

Penyimpanan

Karakteristik simplisia meliputi :

1.

Mikroskopik
2.

Kadar air
3.

Susut pengeringan
4.

Kadar abu
5.

Kadar sari larut air dan larut etanol
6.

Bahan organik asing

2.

Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia bertujuan untuk menentukkan golongan metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologis yang ada dalam tumbuhan . Metode yang digunakan dalam penapisan fitokimia harus selektif, sederhana, cepat serta hanya memerlukan sedikit alat dan bahan.

Skrining Fitokimia meliputi :

1.

Identtifikasi lignin

Serbuk simplisia ditetesi dengan larutan floroglusin dalam asam klorida membentuk warna merah.

2.

Identifikasi alkaloid

500 mg serbuk simplisia dibasakan dengan 1ml ammonia pekat, digerus dengan 5 ml kloroform, disaring kemudian dikocok dengan 1 ml asam klorida 2N. diambil lapisan anorganik, ditetesi :

- pereaksi Mayer atau pereaksi

- pereaksi Mayer atau pereaksi Bouchardat membentuk endapan putih kekuningan.

- pereaksi Dragendorff membentuk endapan kuning kecoklatan.

3. Identifikasi kuinon

500mg serbuk simplisia ditambah 50mL aquadest panas, dididihkan selama 5 menit. Sedikit fittrat ditetesi dengan larutan natrium hidroksida 1 N membentuk warna merah.

4. Identifikasi tanin

500mg serbuk simplisia ditambah 50mL aquadest panas, dididihkan selama 15 menit kemudian didinginkan. Sedikit fiitrat :

- ditetesi larutan besi klorida 1% membentuk warna hitam kehijauan menunjukkan tanin total.

- ditetesi pereaksi Steasny membentuk wama merah muda menunjukkan tanin katekat.

- dijenuhkan dengan natrium asetat clan ditetesi larutan besi kkuida 1% membentuk wama biru tinta menunjukkan tanin galat.

5. ldentifikasi flavonoid

1.

500mg serbuk simplisia direfluks dengan 10mL metanol selama 10 menit, disaring clan diencerkan dengan 10m1 air, didinginkan.
2.

Nambah 5mL eter minyak bumi, dikocok. Diambil tapisan metanol kemudian diuapkan.
3.

Sisanya dilarutkan dengan 5mL etil asetat.

+

Filrat ditambah 500mg serbuk zink dan 2mL asam k{orida 2N, didiamkan selama I menit
+

Ditambah 10 tetes asam klorida pekat membentuk wama merah intensif.
+

Filtrat diuapkan, sisanya dilarutkan dalam etanol drtambah 100mg serbuk magnesium dan 10 tetes asam klorida pekat membentuk :

*

Wama merah jingga sampai merah ungu untuk flavonoid.
*

Wama kuning jingga untuk flavon, halkon dan auron.

6. Identifikasi glikosida

1.

500mg serbuk simplisia direfluks dengan 30mL metanol 70% selama 10 menit, didinginkan clan disaring.
2.

Fiitrat ditambah 25mL aquadest clan 25mL timbal asetat 0,4N, dikocok clan didiamkan selema 5 menit, disaring.
3.

Filtrat diekstraksi tiga kali dengan 20mL campuran kioroform:isopropanol (3:2), ekstrak dikumpulkan dan ditambah natrium sulfit anhidrat kemudian disaring dan diuapkan.
4.

Sisanya dilaruttkan dengan 3mL metanol, setiap pengujian memerlukan 3 tetes filtrat.

*

Filtrat diuapkan, sisanya dilarutkan dengan 5mL asam asetat glasial ditambah 10 tetes asam sutfat pekat membentuk wama biru atau hi~au menunjukkan glikosida (reaksi Liebemiann-Buchard).
*

Filtrat diuapkan, sisanya dilanAkan dengan 2mL air ditambah 5 tetes pereaksi Mollisch. Ditambahkan 2mL asam sutfat pekat dengan hati-hati sehingga terbentuk cincin benvama ungu pada batas cairan menunjukkan ikatan gula.
*

Filtrat diencerkan dengan 3mL metanol ditambah pereaksi Bafjet membentuk wama jingga menunjukkan glikosida dan aglikon kardenolida (glikosida jantung).
*

Filtrat ditambah 2mL pereaksi Kedde dan 2mL kalium hidroksida 1 N membentuk wama merah ungu sampai biru ungu menunjukkan glikosida dan aglikon.
*

Filtrat diuapkan, sisanya ditambah larutan xantidrol 0,01 % dalam asam asetat dan 1 tetes asam klorida pekat membentuk wama kuning intensif, dipanaskan dalam penangas air selama 3 menit berubah menjadi merah intensif menunjukkan glikosida dan glikon-2­desoksi gula.
*

Filtrat diuapkan, sisanya dilanitkan dengan 3mL asam asetat encer dengan pemanasan, didinginkan, ditetesi besi klorida 0,3M kemudian ditambah campuran 3mL asam sulfat pekat dan 1 tetes besi klorida 0,3M membentuk cincin berwama merah coklat pada batas cairan menunjukkan glikosida dan glikon-2-desoksi gula (reaksi Keller-Killidein).

7. Identifikasi saponin

500mg serbuk simplisia ditambah lOmL aquadest panas kemudian didinginkan dan dikocok kuat selama 10 detik. Terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil selama 10 menit. Pada penambahan 1 tetes asa^i klorida 2N, busa tidak hilang.

8. Identifikasi sterois/triterper~oid

500mg serbuk simplisia dii-naserasi dengan 20mL eter selama 2 jam. Sedikit fiitrat ditetesi dengan 5mL asam asetat glasiat ditambah 10 tetes asam sulfat pekat membentuk wama merah atau hijau.



3.

Penetapan Zat Identitas

Deret eluotropik (dari non polar ke polar)




Ko pada 20°C


Viskositas pada 20°C


Titik didih CC)

Heksan


1,890


0,326


68,7

Heptana


1,924


0,409


98,4

Sikloheksan


2,023


1,020


81,4

Karbon tetraklorida


2,238


0,469


76,8

Benzena


2,284


0,652


80,1

Kloroform


4,806


0,580


61,3

Dietil eter


5,340


0,233


34,6

Etil asetat


6,020


0,455


77,1

Piridin


12,30


0,974


115,1

Aseton


20,70


0,316


56,5

Etanol


24,30


1,200


78,5

Metanol


33,62


0,597


64,6

Air


80,37


1,005


100

Ekstrak adalah sediaan kental yang didapat dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia dengan menggunakan petarut yang sesuai kemudian semua atau hamper semua pelarutnya diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperiakukan sampai memenuhi bahan yang telah ditetapkan. Parameter standar ekstrak meliputi kandungan organoleptik, kelarutan, keasaman, bobot jenis, vikositas/kekentalan, kadar air, bahan padat total, zat identitas, profit kromatografi, anatlisa kuaCrtatif dan kuantitatif, kemantapan fisika dan kimia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak :

1. Faktor biologi

1.

Identitas jenis (spesies) yaitu jenis tumbuhan dari sudut keragaman hayati dapat
1.

dikonfrrmasi sampai informasi genetik sebagai faktor internal untuk validasi jenis (spesies).
2.

Lokasi tumbuhan asal merupakan faktor ekstemal yaitu lingkungan (tanah dan atmosier)
3.

dimana tumbuhan berinteraksi yang berupa energi (cuaca, suhu, cahaya) dan mated (air,
4.

senyawa organik dan anorganik).
1.

Periode panen merupakan dimensi waktu dari proses kehidupan tumbuhan terutama metabolisme sehingga menentukan kandungan kimia tumbuhan. Harus diketahui waktu kandungan kimia mencapai kadar optimal selama proses biosintesis dan waktu sebe4um senyawa tersebut diubah atau dikonversi atau di-biotransformasi atau di-biodegradasi menjadi senyawa lain.
2.

Penyimpanan bahan tumbuhaR merupakan faktor ekstemal yang dapat diatur, mempengaruhi stabilitas bahan dan cemaran (biotik dan abiotik).

4.

Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan ekstraksi adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan batas antara pelanrt dengan simplisia. Dengan mengetahui zat aktif yang terkandung dalam sirtrplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat.

Struktur kimia yang berbeda mempengaruhi kelarutan dan stabilitas zat aktif tefiadap pemanasan, kogam berat, udara, cahaya dan derajat keasaman.

Ekstraksi harus memperhatikan sifat fisik simplisia, sifat zat aktif dan sifat zat yang ada dalam simplisia seperti protein, kart)ohidrat, lemak dan gula.

Kriteria pelarut yang baik adalah :

1. Murah dan mudah didapat

2. Stabil secara fisika dan kimia

3. Bereaksi netral

4. Tidak mudah menguap fan terbakar

5. Selektif, hanya menarik zat aktif yang diinginkan

6. Tidak mempengaruhi zat berkhasiat

7. Diperbolehkan oleh peraturan pemerintah



Metode ekstraksi :

1. Cara dingin

a. Maserasi

Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dank arena ada perbedaan konsentrasi antara tarutan zat aktif di datam sel dan di laur sel mala lanitan yang lebih pekat akan didesak keluar, terjadi secara berulang-ulang sampai tercapai kesetimbangan konsentrasi antara di dalam dan di luar sel.

*

10 bagian simplisia ditambah 75 bagian pelanut, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari dan terlindung dari cahaya sambil diaduk berulang-ulang kemudian disaring dan diperas.
*

Ampas ditambah pelarut, diaduk kemudian disaring sampai didapat 100 bagian ekstrak.
*

Bejana ditutup dan dibiarkan selama 2 had di tempat yang sejuk dan teriindung cahaya.
*

Endapan dipisahkan kemudian ekstrak cair dipekatkan dan ditimbang.

b. Perkolasi

Perkolasi dilakukan dengan mengalirk?n pelarut metalui simplisia yang telah dibasahi. Simplisia dalam oejana silinder dengan bagian bawah mempunyai sekat berpori. Pelarut dialirkan dari atas melatui simplisia, pelarut akan melarutkan zat aktif sela yang dilaluinya sampai larutan jenuh.

Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya berat larutan dan pelarut di atasnya dikurangi dengan gaya kapiler yang cenderung menahannya.

*

Basahi 10 bagian simplisia dengan 2,5-5 bagian petarut, masukkan ke dalam bejana,biarkan 3 jam.
*

Pindahkan massa ke dalam perkolator sambil ditekan.
*

Tuangi dengan pelarut sampai ekstrak menetes dan di atas simplisia terdapat selapis pelarut.
*

Perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam.
*

Ekstrak dibuat menetes dengan kecepatan 1 mUmenit sampai jika 500mg perkolat terakhir diuapkan maka tidak ada sisa atau dengan cara memeriksa zat aktif secara. kualitatif.
*

Perkofat diuapkan dengan suhu <>°C kemudian ditimbang.


2. Cara panas

a. Dekok dan infus

Infus adalah sediaan air yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia dengan air pada 90°C selama 15 menit, sedangkan dekok selama 30 menit.

Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga tidak boleh disimpan tebih dari 24 jam pada suhu kamar.

*

Basahi simplisia dengan air, dua kali bobotnya, untuk bunga empat kali bobotnya dan untuk karogen sepuluh kali bobotnya.
*

Umumnya untuk 100 bagian ekstrak mernerlukan 10 bagian simplisia, kecuali :

*

Ketarutan kandungan simplisia terbatas seperti kulit kina memertukan 6 bagian.

*

Disesuaikan dengan penggunaan seperti 34 bagian daun kumis kucing untuk 100mL.

*

Berlendir seperti karagenan pada suhu kamar memerlukan '/2 bagian.

*

Daya kerja keras seperti diditalis folium dipakai 1 i4 bagian.

*

Penambahan bahan kimia untuk mempermudah penarikan zat aktif seperti asam sitrat untuk infus kina, kalium atau natrium karbonat untuk infus kelembak.
*

Disaring selagi panas kecuali untuk bahan yang mengandung senyawa yang mudah menguap, kemudian dipekatkan clan ditimbang.

b. Digesti

Digesti merupakan maserasi secara panas dan kinetik yaitu dengan pengadukan secara kontinu pada suhu 40-50°C.

c. Destilasi uap

Ekstraksi kandungan kimia menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air berdasarican peristiwa tekanan parsial kandungan kimia menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempuma dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (kandungan kimia menguap ikut terdestilasi) menjadi destitat air bersama-sama kandungan kimia yang memisah sempuma atau memisah sebagian.

d. Refluks

Refluks dilakukan dengan merendam simplisia datam pelarut di dalam labu bundar. Dengan pemanasan, proses ekstraksi lebih cepat, adanya kondensor akan mendestilasi . pelarut sehingga seolah-olah ditambahkan pelarut baru ke dalam system shingga dapat menank lebih banyak zat aktif.

- 100-200g simptisia ditambah 200-400mL pelanrt (mengisi'/. bagian labu bundar). - Sambungkan ke kondensor, ekstraksi selama 2-4 jam

- Disaring dengan kain kemudian dipekatkan dan ditimbang.

e. Soxhlet

Simplisia selalu berkontak dengan pelarut yang segar. Ekstrak dibawa oleh pelarut masuk

ke dalam tabu bundar, pelarut akan terdestilasi kembali untuk ekstraksi berikutnya. Mudah untuk mengganti pelarut dari non polar menjadi semi polar atau polar dengan cara mengganti isi labu bundar.

*

100-300g simpiisia dibungkus dengan kertas saring, masukkan ke dalam tabung sampel.
*

Masukkan 250-500m1 pelarut ke dalam tabu bundar.
*

Pasang labu bundar dan tabung sampel dengan kondensor.
*

Ekstraksi selama 6 jam atau sampai ekstrak tidak berwama.
*

Disaring dengan kain kemudian dipekatkan dan ditimbang























BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Karakterisasi Simplisia

1.

Penentuan organoleptik

1.

Pemeriksaan warna, rasa dan bau simplisia dengan panca indera
2.

Pemeriksaan tekstur simplisia dengan indera peras

2.

Penentuan kebenaran jenis simplisia

1.

Determinasi botani

1.

Ambil bagian tumbuhan segar sesuai bagian simplisianya
2.

Lakukan determinasi botani dengan membandingkan karakterisasi bagian tumbhan dengan pustaka

2.

Makroskopik

1.

Ambil simplisia utuh
2.

Lakukan karakterisasi makroskopik dengan membandingkan karakterisasi simplisia dengan pustaka

3.

Mikroskopik

1.

Sedikit serbuk simplisia pada kaca objek diberi satu tetes larutan kloral hidrat
2.

Lakukan karakterisasi mikroskopik dengan membandingkan karakterisasi simplisia dengan pustaka

2.

Skrining Fitokimia

1.

Identifikasi Lignin

Simplisia ditetesi lautan floroglusin dalam HCl membentuk warna merah

2.

Identifikasi Alkaloid

1.

500 mg simplisia di basakan dengan 1 ml ammonia pekat, digerus dengan 5 ml kloroform , disaring kemudian dikocok dengan 1 ml HCl 2 N.
2.

Diambil lapisan anorganik, ditetesi :

1.

Pereaksi mayer atau pereaksi Bouchardat membentuk endapan putih kekuningan.
2.

Pereaksi Dragendorf membenuk endapan kuning kecoklatan



3.

Identifikasi Kuinon

1.

500 mg simplisia ditambah 50 ml aquadest panas, didihkan selama 5 menit.
2.

Sedikit filtrate di tetesi dengan larutan NaOH 1N membentuk warna merah

4.

Identifikasi tannin

500 mg simplisia ditambah 50 ml aquadest panas, didihkan selama 15 menit kemudian didinginkan, sedikit filtrate:

1.

Ditetesi larutan FeCl3 1% membentuk warna hitam kehijauan menunjukkan tannin total
2.

Ditetesi pereaksi Steasny membentuk warna merah muda menunjukkan tannin katekat
3.

Dijenuhkan dengan natrium asetat dan ditetesi larutan FeCl3 1% membentuk warna biru tinta menunjukkan tannin galat.

5.

Identifikasi Flavonoid

1.

500 mg simplisia di refluks dengan 20 ml methanol selama 10 menit, disaring dan diencerkan dengan 10 ml aquadest, didinginkan.
2.

Ditambah 5 ml eter minyak bumi, dikocok. Diambil lapisan methanol kemudian diuapkan.
3.

Sisanya dilarutkan dengan 5 ml etil asetat
4.

Filtrate ditambah 500 mg serbuk zink dan 2 ml HCl 2 N, didiamkan selama 1 menit. Ditambah 10 tetes HCl pekat membentuk warna merah intensif
5.

Filtrate diuapkan, sisanya dilarutkan dalam etanol ditambah 100 mg serbuk magnesium dan 10 tetes HCl pekat membentuk

#

warna merah jingga sampai merah unggu untuk flavonoid
#

Warna kuning jingga untuk flavon, khalkon dan auron

6.

Identifikasi Glikosida

1.

500 mg simplisia direfluks dengan 30 ml methanol selama 10 menit, dinginkan dan disaring.
2.

Filtrate ditambah 25 ml aquadest dan 25 ml timbale asetat 0,,4 N, dikocok dan didiamkan selama 5 menit, disaring.
3.

Filtrate diekstraksi tiga kali dengan 20 ml campuran kloroform:isopropanol (3:2), ekstrak dikumpulkan dan ditambah natrium sulfit anhidrat kemudian disaring dan diuapkan.

1.

Sisanya dilarutkan dengan 3 ml methanol, setiap pengujian memerlukan 3 tetes filtrate. Filtrate diuapkan, sisanya dilarutkan dengan 5 ml asam asetat glacial ditambah 10 tetes H2SO4 pekat membentuk warna biru atau hijau menunjukkan glikosida
2.

Filtrate diencerkan dengan 3 ml methanol ditambah pereaksi Baljet membnetuk warna jingga menunjuukkan glikosida dan aglikon (glikosida jantung)
3.

Filtrate diuapkan, sisanya dilarutkan dengan 2 ml air ditambah 5 tetes pereaksi Molisch. Ditambahkan 2 mkl H2SO4 pekat dengan hati-hati sehingga terbentuk cincin berwarna ungu pada batas cairan menunjukkan ikatan gula
4.

Filtrate ditambah 2 ml perekasi Kedde dan 2 ml KOH 1 N membentuk warna merah unggu sampai biru unggu menunjukkan glikosida dan aglikon
5.

Filtrate diuapkan,sisanya dilarutkan denagn 3 ml asam asetat 2 N dengan pemanasan, dinginkan, ditetesi FeCl3 1% kemudian ditambah campuran 3 ml H2SO4 pekat dan satu tetes FeCl3 1% membentuk cincin berwarna merah coklat pada batas cairan menunjukkan glikosida dan glikon 2-desoksi gula (reaksi Keller-Killiden)

7.

Identifikasi Saponin

1.

500 mg simplisia ditambah 10 ml aquadest panas kemudian didinginkan dan dikocok kuat selama 10 detik lalu ukur busanya
2.

Lalu diamkan selama 10 menit ukur lagi busanya
3.

Lalu tambahkan 1 tetes HCl 2 N

8.

Identifikasi Steroid

1.

500 mg simplisia dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam
2.

Sedikit filtrate ditetesi dengan 5 ml asam asetat glacial ditambah 10 tetes H2SO4 pekat membentuk warna merah atau hijau



2.

Penetapan Zat Identitas

1.

100 mg simplisia direfluks dengan 100 ml methanol
2.

Dibuat siste, eluen heksan : kloroform (1:1), benzene : etil asetat (1:1), eter : methanol (1:1), aseton : methanol (1:1).
3.

Ekstrak ditotolkan sebanyal lima kali pada plat KLT, dielusi kemudian dikeringkan
4.

Amati secara visual
5.

Tandai bercak yang di amati

2.

Ekstraksi

1.

25 mg simplisia ditambah 50 ml etanol lalu panaskan dengan suhu 60C selama 1 jam
2.

Timbang cawan penguap yang kosong
3.

Setelah 1 jam disaring masukkan ke dalam cawan penguap lalu timbang lagi cawan tersebut setelah di tambahkan zat lalu uapkan
4.

Timbang ekstrak


















BAB IV

ALAT DAN BAHAN

1.

Karakterisasi Simplisia

Alat :

1.

Mikroskop 7. Krus
2.

Kaca objek 8. Krus Tang
3.

Moisture balance 9. Kertas Saring bebas abu
4.

Timbangan 10.Corong
5.

Kaca pembesar 11. Erlenmeyer 100 ml
6.

Ayakan No. 250

Bahan :

1.

Simplisia
2.

Kloral hidrat
3.

Aquadest
4.

HCl 2N


2.

Skrining Fitokimia

Alat :

1.

Plat tetes 5. Corong
2.

Pipet tetes 6. Kertas saring
3.

Mortir & Stemper 7. Tabung reaksi
4.

Erlenmeyer 250 ml 8. Rak tabung

Bahan :

1.

Simplisia 11. Larutan FeCl3
2.

Aquadest 12. Pereaksi Steasny
3.

Larutan floroglusin
4.

Ammonia pekat
5.

Kloroform
6.

HCl 2 N
7.

Pereaksi Mayer
8.

Pereaksi Bouchardat
9.

Pereaksi dragendorf
10.

NaOH 1 N

3.

Penetapan Zat Identitas

Alat :

1.

Alat refluks
2.

Corong
3.

Kertas saring
4.

Erlenm,eyer 100 ml
5.

Plat KLT
6.

Pipa kepiler
7.

Lampu UV
8.

Penyemprot bercak

Bahan :

1.

Simplisia
2.

Methanol
3.

Heksan
4.

Kloroform
5.

Benzene
6.

Etil asetat
7.

Eter
8.

Aseton
9.

H2SO4 Pekat
10.

Vanillin

3.

Ekstraksi

Alat :

1.

Timbangan
2.

Becker glass 1000 ml
3.

Kain batik
4.

Batang pengaduk
5.

Corong
6.

Kertas saring
7.

Percolator
8.

Corong pisah
9.

Alat refluks
10.

Alat soxlet
11.

Waterbath
12.

Cawan penguap

Bahan :

1.

Simplisia
2.

Eluen


BAB V

HASIL PERCOBAAN

1.

Karakterisasi Simplisia

1.

Nama simplisia : Rhei Radiks
2.

Nama tumbuhan : Akar kelembak

No


Penetapan


Hasil pengamatan


Hasil

1


Organoleptik


Warna

Bau

Rasa


Coklat


pahit

2


Kebenaran simplisia


Makroskopik











Mikroskopik

















2.

Skrining Fitokimia

No


Identifikasi


Hasil pengamatan


Pustaka

1


Lignin


Tidak ada lignin



2


Alkaloid


Pereaksi Mayer : endapan putih kekuningan

Peraksi Bouchardat : endapan putih kekuningan

Peraksi Dragendrof : endapan kuning kecoklatan


Endapan putih kekuningan

Endapan putih kekuningan

Endapan kuning kecoklatan

3


Kuinon






4


Tannin


Pereaksi FeCl3 1 % : hitam kehijauan (+)

Pereaksi Steasny : biru tinta (-)

Na asetat + FeCl3 1 % :  coklat kehitaman (-)


Hitam kehijauan

Merah muda

Biru tinta

5


Flavanoid


+ Zn + HCl 2N : merah intensif (+)

+ Mg + HCl pelat : merah ungu (+)


Merah intensif

Merah ungu

6


Glikosida


+ HAc glacial + H2SO4 pekat : biru (+)

+ air + pereaksi molisch + H2SO4 pekat :

Cincin berwarna ungu (+)

+ methanol + pereaksi baljet : jingga (+)

+ pereaksi Kedde + KOH 1 N : merah ungu (+)

+ HAc 2N + FeCl3 1 % + H2SO4 p-FeCl3 1 % : cincin wrna merah coklat (+)


Biru atau hijau

Cincin berwarna ungu


Jingga

Merah unggu ad biru ungu

Cincin berwarna merah coklat

7


Saponin


+ HCl 2N : busa hilang


Busa tidak hilang

8


Steroid


+HAc glacial + H2So4 pekat : tidak berwarna


Merah atau hijau


3.

Penetapan Zat identitas




Heksan:kloroform


Benzene:etil asetat


Eter:metanol


Aseton:metanol

Visual


























Perhitungan:1. Rfa = 2 = 0,1960

10,2

2. Rfb = 6,9 = 0,6765

10,2

Rfb2 = 7,2 = 0,7059

10,2

3. RfC = 9,4 = 0,8246

11,4

4. Rfd = 8 = 0,7693

10,4






4.

Ekstraksi

Nama Simplisia


Rhei Radiks

Bobot simplisia (A)


93,82

Eluen


Etanol

Volume Eluen


50 ml

Alasan pemilihan Eluen



Metode ekstraksi


Dekok dan infus

Alasan pemilihan

Metode ekstraksi


Lebih mudah dank arena di labnya belum tersedia alat-alat yang lain

Lama ekstraksi


1 Jam

Bobot ekstraksi


35,03

Bobot ekstraksi kental (B)


59,17

Randemen ekstrak


(B) : (A) x 100% = 59,17 : 93,82 x 100% = 63,067 %




















BAB VI

KESIMPULAN


Tumbuhan merupakan bahan alamiah yang digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit. Yang digunakan obatnya dalam bentuk simplisianya. Tapi tidak semua tumbuhan bisa dijadikan obat, makanya harus ada pemilihan dahulu dan harus tahu karakterisitik dari simplisia itu. Kita harus tau juga kebenaran simplisianya dilihat dari :

1.

Organoleptik dengan panca indera
2.

Kebenaran jenis simplisia dengan determinasi botani, mikroskopik, makroskopik.
3.

Kadar air dan susut pengeringan
4.

Pengotor

Sebelum menggunakan tumbuhan sebagai obat kita harus tahu dulu senyawa kimia yang terkandung pada tumbuhan itu sehingga kita tahu aktivitas biologisnya dengan melakukan skrining dan ekstraksi serta penetapan zat identitasnya


















DAFTAR PUSTAKA


Mekar Nyi, Bahan kuliah Fitokimia, Bandung

Mekar Nyi, Modul Praktikum, Universitas Al-Ghifari :2008

www. google.com




bbblajarbareng.blogspot.com

Sabtu, 19 Februari 2011

DAUN SIRIH MERAH

( Piper betle Linn. var Rubrum)


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

SKRINING FITOKIMIA DAUN SIRIH MERAH

Daun sirih merah telah diteliti oleh Sdri. Andayana Puspitasari,Apt dari Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta. Berdasarkan penelitian kromatogram yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut :

1.

Prosedur kerja

Lima gram sampel diekstraksi menggunakan alat soxhlet menggunakan penyari (alat untuk menyarikan) petroleum eter (PE). Penyarian dihentikan setelah lebih kurang empat jam atau cairan penyari di kolom soxhlet telah relatif bening. Selanjutnya ekstrak PE diuapkan atau dikentalkan dan serbuk ampas diangin-anginkan hingga kering. Setelah kering serbuk ampas kembali dimasukkan kedalam alat soxhlet untuk disarikan lagi menggunakan metanol (MeOH). Ekstrak metanol yang didapat diuapkan hingga kental. Selanjutnya, ekstrak PE dilakukan uji kandungan terpenoid secara kromatografi. Sementara itu untuk uji senyawa tanin, antrakinon, alkaloid, saponin, steroid, dan flavonoid digunakan ekstrak metanol. Selain menggunakan uji tabung, identifikasi kandungan kimia sampel juga menggunakan metode kroatografi lapis tipis (KLT).


2.

Uji tabung
1.

Uji Alkaloid

Ke dalam ekstrak MeOH ditambahkan HCL 10% dan amonia encer hingga pH8, kemudian disarikan dengan kloroform. Sari kloroform diuapkan sampai kering, sisa dilarutkan dalam HCI, dan larutan tersebut dibagi dalam tiga tabung. Tabung pertama difungsikan sebagai pembanding, tabung kedua direaksikan dengan larutan mayer LP, dan tabung ketiga direaksikan dengan dragendrorf LP.

2.

Uji Saponin

Lebih kurang 2ml sari kental MeOH diencerkan dengan air, dimasukkan dalam tabung, kemudian dikocok kuat selama 10 menit

3.

Uji Tanin atau Uji Polifenolat

Lebih kurang 1ml sari kental MeOH diencerkan dengan air dan dilarutan tersebut ditambahkan pereaksi FeCI­3

4.

Uji Antrakinon

Lebih kurang 2ml sari kental MeOH ditambah larutan NaOH, kemudian dikocok

5.

Uji Steroid

Lebih kurang 2ml sari kental MeOH ditambah pereaksi LB.


3.

Uji Kroatografi lapis tipis atau KLT

1.

Sistem 1 untuk Mendeteksi Flavonoid, Tanin, Alkaloid, dan Steroid

Fase diam : Silika F254

Fase gerak : Etil asetat, metanol, air (100:13:10)

Sampel : Ekstrak kental MeOH

Jarak pengembangan : 9cm

Deteksi : Sitroborat (untuk deteksi flavonoid), FeCI3 (untuk deteksi tanin/polifenolat), Dragendorf (untuk deteksi alkaloid),Lieberman burchard (untuk deteksi steroid)


2.

Sistem 2 untuk Mendeteksi Terpenoid

Fase diam : Silika F254

Fase gerak : Etil asetat, toluena (3:7)

Sampel : Ekstrak kental PE

Jarak pengembangan : 9cm

Pembanding : Minyak asiri daun sirih

Deteksi : Anisaldehida asam sulfat


4.

Hasil pemeriksaan

Uji, Hasil, dan Interpretasi

Alkaloid = Terdapat sedikit endapan dg pereaksi dragendorf dan mayer, hasilnya Positif


Tanin = Warna larutan menjadi hijau gelap, hasilnya Positif


Steroid = Terdapat cincin hijau, hasilnya Positif

Antrakinon = Warna larutan tidak merah, hasilnya Negatif



5.

Hasil Kromatografi

1.

Dari hasil kromatogram dapat dilihat bahwa terdapat bercak berfluoresensi kuning dibawah UV 366 nmdengan pereaksi sitroborat. Hal ini menunjukkan bahwa sampel daun sirih merah mengandung flavonoid.
2.

Dengan pereaksi semprot dragendorf terlihat ada bercak kecil berwarna orange dengan Rf 0,98. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam sampel terdapat alkaloid.
3.

Dengan pereaksi semprot FeCI3, terlihat bercak berwarna biru dengan Rf 0. Menunjukkan adanya senyawa polifenolat.
4.

Dengan pereaksi LB, tampak ada bercak berwarna biru tua yang menunjukkan adanya senyawa dengan inti steroid di sampel tersebut.


6.

Kromatogram sistem 2

Dari hasil kromatogram terlihat adanya banyak bercak berwarna merah hingga ungu di sampel (daun sirih merah). Hal ini menunjukkan adanya kandungan terpenoid, terutama senyawa monoterpen dan kemungkinan adanya komponen minyak asiri. Dalam minyak asiri daun sirih juga timbul banyak bercak berwarna ungu, tetapi profilnya berbeda dengan bercak sampel sirih merah. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa di sampel daun sirih merah terdapat minyak asiri, tetapi kandungannya tidak sama dengan minyak asiri daun sirih biasa.


7.

Kesimpulan

Berdasarkan pemeriksaan dengan menggunakan uji tabung dan KLT dapat disimpulkan bahwa sampel daun sirih merah mengandung Flavonoid, Alkaloid, senyawa Polifenolat, Tanin, dan minyak Asiri.


KEGUNAAN DAUN SIRIH MERAH

1.

DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS)

Penyakit diabetes mellitus disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya gaya hidup yang berlebihan; pola makan yang tidak terkontrol; tekanan psikis yang menyebabkan stress, kecemasan, dan depresi berat; mengkonsumsi zat gula diluar batas yang dibutuhkan oleh tubuh; serta kurang olahraga. Jika kadar glukosa darah seseorang menunjukkan angka 160-190 mg/dl, orang tersebut telah menderita sakit diabetes mellitus tahap awal.

Gejala atau tanda-tanda diabetes mellitus yang perlu diwaspadai diantaranya badan terasa lemah, pegal-pegal, kesemutan diujung jari tangan dan kaki, mengantuk yang berlebihan terutama satu jam setelah makan, mata terasa kabur, kencing berlebihan, serta kadang-kadang disertai luka yang sulit sembuh.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati diabetes mellitus bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Tiga lembar daun sirih merah setengah tua dari daun keenam atau ketujuh dari pucuk. Cuci bersih semua daun, kemudian iris kecil-kecil. Rebus dengan air 3 gelas (600ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Kemudian minum air rebusan daun sirih merah ini sehari tiga kali sebelum makan, sekali minum 0,5 gelas.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Tiga lembar daun sirih merah ukuran sedang, 40 gram kulit kayu gayamyang sudah dibersihkan bagian luarnya, dan 30 gram kulit kayu jamblang kering. Ketiga bahan ini diseduh dengan 2 gelas (400ml) air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas. Selanjutnya ramuan disaring dan diminum sehari dua kali pada pagi dan sore hari sebelum makan, sekali minum 0,5 gelas.


2.

JANTUNG KORONER

Penyakit jantung koroner umumnya disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan merokok, kadar kolesterol yang terlalu tinggi, kegemukan, meningkatnya kadar gula darah, dan kurang berolahraga. Secara umum gejalanya berupa rasa nyeri yang mencekam, keringat dingin, badan terasa lemah, serta sesak napas yang kadang-kadang disertai rasa mual. Pencegahannya bisa dilakukan dengan diet seimbang, olahraga teratur, dan mengurangi berat badan. Selain itu secara berkala mengontrol tekanan darah, kadar kolesterol dalam darah (LDL), kadar gula darah, dan menghentikan kebiasaan merokok.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah berukuran sedang sebanyak 3-4 lembaratau ukuran kecil 6-8 lembar. Daun sirih merah dicuci bersih, kemudian diiris kecil-kecil. Selanjutnya direbus dengan air sebanyak 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 2 gelas dan disaring. Ramuan ini diminum selagi masih hangat dua kali sehari sebelum makan, sekali minum 1 gelas.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah ukuran sedang sebanyak 3-4 lembar, daun asam 30 gram, belimbing sayur 2 buah, umbi dewa kering 3 gram, dan daun ginseng 4 lembar. Semua bahan dicuci bersih dan diiris kecil-kecil, lalu direbus dengan 3 gelas air (600ml) hingga tersisa 1,5 gelas. Ramuan ini diminum tiga kali sehari selagi hangat dan bisa ditambahkan 1 sendok teh madu. Sekali minum 0,5 gelas.


3.

RADANG PROSTAT

Gangguan pada prostat sering diderita kaum laki-laki berusia diatas 45 tahun. Keluhan yang dirasakan adalah rasa nyeri berat pada kandung kemih dan sering buang air kecil. Hal ini disebabkan pada organ prostat terjadi pembesaran akibat perubahan keseimbangan hormon. Kondisi ini bisa mengganggu proses metabolisme tubuh dan memicu terjadinya pembesaran prostat yang menyebabkan rasa sakit pada saat buang air kecil. Pada kasus tertentu, pembesaran prostat bisa pula disebabkan oleh kanker prostat yang membuat organ prostat semakin membesar dan mempersempit saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan kadang-kadang disertai perdarahan.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah yang masih muda (daun bagian pucuk) sebanyak 6 lembar. Daun sirih merah dicuci bersih, diiris kecil-kecil, kemudian direbus dengan air 2 gelas (400ml) sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Ramuan disaring dan diminum setelah dingin (bisa ditambahkan madu murni sebanyak 2 sendok teh) dua kali sehari, sekali minum 1 gelas.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah setengah tua sebanyak 4 lembar, umbi dewa kering 5 gram, dan daun takila yang masih muda sebanyak 3 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 2,5 gelas (500ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Selanjutnya disaring dan diminum setelah dingin tiga kali sehari. Sekali minum 0,5 gelas.


4.

TUBERKULOSIS (TBC)

Tuberkulosis atau TBC termasuk jenis penyakit kronis dan menular melalui udara. Penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuber culosa dan proses penyembuhannya memerlukan waktu yang relatif lama. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama kematian didunia. Gejalanya sering diawali dengan suhu badan yang tinggi disertai kejang-kejang dan berlanjut dengan menurunnya daya tahan tubuh. Keluhan yang dirasakan ditandai dengan badan mudah lelah, nafsu makan berkurang, berat badan cenderung menurun drastis, dan sering keluar keringat pada malam hari.

Seseorang yang kondisi tubuhnya lemah lebih rentan tertular penyakit ini dibandingkan dengan orang yang sehat. Pencegahannya bisa dilakukan dengan memberikan imunisasi pada bayi yang baru lahir dengan vaksin BCG dan diulang pada usia 12 tahun. Pengobatan TBC dengan cara ”setengah-setengah” atau tidak tuntas akan memperburuk keadaan penderita. Jika pengobatannya dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, penderita TBC akan berangsur sembuh dalam waktu delapan bulan.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah yang sudah tua berukuran sedang sebanyak 6 lembar atau ukuran besar sebanyak 4-5 lembar. Daun sirih merah dicuci bersih dan dibilas hingga tiga kali, jemudian diiris kecil-kecil dan direbus dengan air tiga gelas (600ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan ini kemudian disaring dan diminum selagi hangat tiga kali sehari. Sekali minum sebanyak 0,5 gelas. Agar tidak terlalu pahit, bisa ditambahkan madu murni 1 sendok teh dan perasan jeruk nipis.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah ukuran sedang sebanyak 3 lembar, adas 10 gram, kapulaga 5 gram, daun tapak kuda 20 gram, bunga rosela kering 10 gram, dan jinten hitam 3 gram. Semua bahan dicuci bersih, direbus dengan air 3 gelas (600ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas, lalu disaring. Ramuan diminum selagi hangat tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni dan perasan jeruk nipis.


5.

ASAM URAT

Secara umum asam urat ditandai adanya gejala rasa nyeri pada persendian tangan dan kaki, terutama ibu jari kaki atau sendi lainnya pada malam hari atau menjelang pagi hari. Jika gejala ini tidak segera diatasi atau diobati, akan terjadi peningkatan yang lebih serius. Rasa nyeri sendi akan semakin terasa berdenyut. Ketidaklancaran peredaran darah karena kurang berolahraga bisa menjadi pemicu terjadinya asam urat tinggi. Demikian juga jika terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat purin tinggi, seperti jeroan (yakni limpa, hati, paru, usus dan babat) dan beberapa jenis sayuran (seperti bayam, bunga kol, daun singkong serta daun dan buah melinjo).

Menghindari stress, banyak minum air putih (8-10 gelas per hari), memperbaiki gaya hidup dan pola makan, serta olahraga secara teratur merupakan upaya pencegahan asam urat yang paling bijaksana.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah ukuran sedang sebanyak 7 lembar dan batangnya sepanjang 15 cm. Bahan dicuci bersih, diiris kecil-kecil, dan direbus dengan air sebanyak 4 gelas (800ml) hingga tersisa 2 gelas. Ramuan ini disaring dan diminum selagi hangat dua kali sehari. Sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni dan perasan jruk nipis. Sisanya bisa diminum pada hari berikutnya setelah dipanaskan terlebih dahulu.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah 5 lembar, cengkih 30 gram, dan jahe merah 20 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan disaring dan diminum selagi hangat tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan satu sendok teh madu murni dan 2 sendok teh air perasan jeruk nipis.


6.

KANKER PAYUDARA DAN KANKER RAHIM

Penyakit kanker termasuk penyakit yang sangat menakutkan karena sulit disembuhkan dan penyebabnya belum diketahui secara pasti. Jika salah satu dari organ tubuh terserang, sel kanker tumbuh dan berkembang biak, sehingga sel tubuh yang abnormal merusak atau menggerogoti sel-sel tubuh yang normal. Pertumbuhan sel yang abnormal di dalam tubuh yang kurang terkontrol sering disebut dengan kanker.

Pada kanker payudara, gejala awalnya sering ditandai dengan munculnya benjolan yang berkembang dan tidak terduga sebelumnya, serta terasa nyeri dan sakit yang terus menerus. Sementara itu, kanker leher rahim pada wanita ditandai dengan adanya keluhan keputihan akut, berbau dan disertai perdarahan pada vagina, terutama setelah berhubungan intim. Biasanya menstruasinya tidak normal dan keluar cairan dari liang rahim yang bercampur darah. Pencegahannya dapat dilakukan sedini mungkin dengan mewaspadai faktor-faktor yang dapat menjadi pemicu terjadinya penyakit kanker ganas.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah ukuran besar sebanyak 6 lembar dan batangnya sepanjang 15 cm. Daun sirih merah dipilih yang bagian bawahnya berwarna merah merata dan segar. Daun dan batang sirih merah dicuci hingga bersih, direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Ramuan ini untuk dua hari dan diminum selagi hangat dua kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya untuk Kanker Payudara

Daun sirih merah ukuran sedang sebanyak 5 lembar, daun komfrey 30 gram, dan umbi dewa 30 gram. Semua bahan dicuci hingga bersih dan direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas, kemudian disaring. Ramuan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Agar rasanya segar bisa ditambahkan madu murni secukupnya

3.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya untuk Kanker Rahim

Daun sirih merah ukuran sedang sebanyak 6 lembar, daun sambung nyawa (ngokilo) 30 gram, dan temu putih 30 gram. Semua bahan dicuci bersih dan diiris kecil-kecil, kemudian direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 2 gelas, lalu disaring. Ramuan ini diminum setelah dingin dua kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok madu murni dan air perasan jeruk nipis.


7.

AMBEIEN (WASIR)

Penyebab penyakit ambeien sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, diduga salah satu pemicunya diantaranya karena kebiasaan duduk terlalu lama, mengejan saat buang air besar, dan mengangkat beban terlalu berat. Ambeien yang sering diderita banyak orang umumnya terjadi karena adanya pembesaran vena di dalam usus besar dan daerah sekitar dubur yang sering disertai perdarahan lewat anus.

Biasanya penyembuhan ambeien memerlukan waktu lama. Jika tidak segera diatasi, ambeien bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti pembesaran wasir yang keluar dari anus. Wasir yang membesar ini sulit dimasukkan kembali ke dalam rektum. Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan hebat yang mengganggu aktivitas.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah 7 lembar dicuci bersih dan diiris kecil-kecil, selanjutnya direbus dengan air 3 gelas (600ml) hingga mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Setelah disaring dan dingin, ramuan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah 4 lembar, umbi dewa kering 30 gram, daun bidara upas 20 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 3 gelas (600ml) hingga mendidih dan tersisa 1 gelas, kemudian disaring. Ramuan ini setelah dingin diminum dua kali sehari, sekali minum 1 gelas. Bisa dicampur dengan 2 sendok teh madu murni.


8.

PENYAKIT GINJAL

Kerusakan fungsi ginjal atau gagal ginjal disebabkan beberapa hal, seperti peradangan serius pada organ ginjal, sehingga terjadi kerusakan fungsi ginjal dan peradangan akibat batu ginjal. Penyebab lain adalah adanya komplikasi dengan penyakit pada organ tubuh lain, seperti diabetes mellitus. Namun, penyebab utama gangguan fungsi ginjal lebih disebabkan kerja ginjal yang terforsir, pola makan yang tidak sehat, dan kurang mengkonsumsi air putih. Kelainan fisik yang dirasakan penderita adalah nyeri hebat pada pinggang.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah yang masih muda (daun bagian pucuk) sebanyak 8 lembar. Daun sirih dicuci bersih, diiris kecil-kecil, dan direbus dengan air 4 gelas (800ml) hingga tersisa 1,5 gelas, kemudian disaring dan diendapkan. Setelah dingin ramuan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah yang masih muda sebanyak 5 gram, lempuyang kering 20 gram, daun tempuyung kering 20 gram, dan akar alang-alang 20 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Ramuan diminum setelah dingin dua kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Lebih baik jika ditambahkan 2 sendok teh madu.


9.

HEPATITIS (RADANG LEVER)

Penyebab utama terjadinya peradangan pada hati atau hepatitis adalah inflasi virus. Jika terjadi peradangan pada sel-sel hati, secara otomatis fungsi kerja hati terganggu. Radang lever sering ditandai dengan menurunnya daya tahan tubuh, lesu, lemah, mual, muntah, nyeri pada hati (lever), air kencing berwarna keruh, kotoran berwarna pucat, nyeri pada sendi, dan kadang-kadang disertai diare. Selain itu, juga ditandai mata dan kulit berwarna kekuningan. Biasanya radang pada lever secara berangsur-angsur sembuh dalam waktu 4-6 bulan.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah tua berukuran besar sebanyak 6 lembar yang dicuci bersih dengan air yang mengalir secara berulang-ulang. Daun sirih merah direbus dengan air 4 gelas (800ml) hingga mendidih dan menjadi 1,5 gelas. Ramuan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Lebih baik jika ditambahkan madu 3 sendok teh setiap kali minum.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah tua sebanyak 5 lembar (daun kelima dari daun paling bawah), daun pegagan 20 gram, serta akar dan rimpang temulawak 30 gram. Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas (600ml) hingga mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan disaring dan diminum setelah dingin tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Lebih baik jika ditambahkan 3 sendok teh madu murni.


10.

SEBAGAI OBAT KUMUR

Daun sirih merah yang digunakan adalah yang masih segar sebanyak 5 lembar. Daun dicuci bersih dan direbus dengan air 2 gelas (400ml) sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Air rebusan didinginkan dan dipakai untuk obat kumur tiga kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari. Ramuan ini sangat baik untuk mengobati gusi berdarah, gigi berlubang, sariawan, radang pada tenggorok, dan bau mulut.


11.

SEBAGAI OBAT LUAR

Daun sirih merah yang sudah tua, segar, dan tebal. Cuci bersih berulang kali menggunakan air yang mengalir. Setelah bersih, rendah dengan alkohol 70% selama 30 menit agar bakteri yang menempel mati. Selanjutnya daun sirih merah ditumbuk atau dilumatkan hingga lembut. Pemakaiannya dilakukan dengan cara dibalurkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti koreng, gatal-gatal, eksim, luka bernanah yang sulit sembuh, gangren ringan, jerawat berat yang menumpuk, dan kadas. Pemakaian dilakukan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari.


12.

BATUK

Daun sirih merah yang tidak terlalu tua sebanyak 10 lembar dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian direndam di dalam alkohol 70% selama 30 menit agar bakterinya mati. Daun sirih merah ditambah gula putih 100 gram direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin dituangkan kedalam botol yang bersih dan steril. Ramuan ini bisa diminum tiga kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari. Sekali minum satu sendok makan.


13.

PENAMBAH NAFSU MAKAN

Daun sirih merah yang tidak terlalu tua sebanyak 10 lembar dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian direndam di dalam alkohol 70% selama 30 menit agar bakterinya mati. Daun sirih merah ditambah gula putih 100 gram direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin dituangkan kedalam botol yang bersih dan steril. Ramuan ini bisa diminum tiga kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari. Sekali minum satu sendok makan.


14.

PEMBERSIH ORGAN KEWANITAAN

Daun sirih merah tua sebanyak 8 lembar dicuci bersih, kemudian diiris-iris selebar 1 cm. Daun sirih merah direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih. Setelah dingin baru air rebusan daun sirih merah bisa dipakai cebok dua kali sehari, pada pagi dan malam hari sebelum tidur. Air rebusan ini berguna untuk perawatan sehari-hari dan jika diperlukan, pemakaiannya bisa dilakukan secara rutin tiga hari dalam seminggu. Air rebusan sirih merah ini bermanfaat menjaga kebersihan dan kesehatan organ kewanitaan.

15.

RADANG PADA MATA

Daun sirih merah yang agak muda (daun kelima dari pucuk) sebanyak 4 lembar dicuci bersih dengan air mengalir. Selanjutnya direbus dengan air 2 gelas hingga mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air rebusan digunakan untuk merambang mata yang sakit. Cara pemakaiannya, mata dibersihkan (cuci muka), kemudian dirambang dengan air rebusan sirih merah secukupnya menggunakan gelas khusus untuk merambang tiga kali sehari dan bisa diulang selama tiga hari berturut-turut.

Sebaiknya sebelum dipakai untuk merambang, air rebusan diendapkan dulu dan bagian atas (yang bening) yang dipakai untuk merambang. Jika sakitnya hanya peradangan biasa, pada hari ketiga atau keempat akan membaik dan sembuh.


16.

UNTUK OBAT OLES

Bahan yang digunakan untuk membuat salep sirih merah adalah tepung atau ekstrak sirih merah yang telah digiling halus sebanyak 25 gram, air 5 sendok makan, gom arab 1 sendok teh, dan minyak zaitun 1 sendok makan. Semua bahan dicampur secara merata menggunakan mixer atau blender. Formula yang terlalu encer bisa ditambahkan serbuk sirih merah lagi sedikit demi sedikit hingga kekentalannya seperti yang diinginkan. Jika akan disimpan dalam waktu lama, formula salep ini dapat ditambahkan bahan pengawet berupa Nipagin sebanyak 0,5 sendok yang dicampurkan secara bersamaan dengan pencampuran bahan.


17.

SEBAGAI MASKER DAN LULUR

Bahan masker dan lulur berupa ekstrak atau serbuk sirih merah sebanyak 30 gram dicampur dengan perasan jeruk nipis dan perasan apel, madu, susu murni, serta putih telur secukupnya. Semua bahan diblender agar tercampur dengan benar (menyatu). Masker ini berfungsi untuk menghaluskan, membersihkan, mengencangkan, dan memberi nutrisi bagi kulit wajah. Selain itu juga dapat mengobati jerawat dan menghambat proses penuaan atau mencegah kerut dan flek yang sering terlihat di wajah, sehingga wajah menjadi cerah dan tidak kusam. Masker ini sebaiknya digunakan secara rutin dua kali dalam seminggu.


18.

EKSIM

Eksim sulit disembuhkan dan jika sudah sembuh, pada saat tertentu bisa kambuh lagi. Eksim ini bisa ditangani dengan daun sirih merah dengan dipadukan dengan tanaman herbal lainnya. Bahan yang dibutuhkan adalah daun sirih merah yang lebar dan tebal sebanyak 6 lembar dan rimpang temu mangga 5 jari. Kedua bahan dicuci bersih dan diiris tipis, kemudian direbus dengan air 4 gelas hingga tersisa 2 gelas. Cara pemakaiannya diminum dua kali sehari pada pagi dan sore hari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan air perasan jeruk nipis 2 sendok teh dan madu murni 2 sendok teh. Sisanya bisa disimpan dikulkas dan jika akan digunakan atau diminum sebaiknya dipanaskan terlebih dahulu.


19.

SAKIT GIGI

Bahan untuk membuat obat sakit gigi adalah daun sirih merah sebanyak 5 lembar, temu putih 5 jari, dan kunyit 4 jari. Semua bahan dicuci bersih dan diiris kecil-kecil, kemudian direbus dengan air 4 gelas hingga mendidih dan tersisa 2 gelas. Ramuan ini diminum dua kali sehari setelah makan. Sekali minum satu gelas. Agar rasanya segar bisa ditambahkan jeruk nipis dan madu. Jika sakit gigi tidak terlalu serius, biasanya akan sembuh dalam 2-4 hari.


20.

RADANG PADA GUSI DAN SARIAWAN

Daun sirih merah yang tua dan segar sebanyak 5 lembar dan temu mangga 5 jari dicuci bersih dan diiris tipis. Kedua bahan direbus dengan air 2 gelas hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin diminum 0,5 gelas dan sisanya untuk kumur-kumur sampai habis. Jika cara ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut, biasanya radang pada gusi dan sariawan akan sembuh pada hari keempat.


21.

KEPUTIHAN AKUT / KRONIS

Sebagian perempuan ada yang mengalami keputihan menahun (kronis) dan akut yang sulit disembuhkan. Penyebabnya adalah adanya infeksi di saluran liang rahim. Faktor kebersihan berperan sangat penting dalam upaya penyembuhannya. Hal ini bisa diatasi dengan ramuan sirih merah. Bahannya daun sirih merah sebanyak 5 lembar, temu putih 30 gram, dan umbi dewa 20 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air sebanyak 3 gelas (600ml) hingga mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan ini kemudian disaring dan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas.


22.

LANCAR HAID

Daun sirih merah 6 lembar, umbi dewa 30 gram, dan mahkota dewa 20 gram dicuci bersih, kemudian direbus dengan air 3 gelas sampai mendidih dan tersisa 2 gelas. Air rebusan ini didinginkan dan diminum dua kali sehari, sekali minum 1 gelas. Penderita dianjurkan menghindari stress dan cukup istirahat


23.

DEMAM BERDARAH

Daun sirih merah tua sebanyak 5 lembar, daun sambiloto segar 20 gram, daun ginseng talinum 10 gram. Semua bahan dicuci bersih, diiris tipis-tipis kemudian direbus dengan air 4 gelas hingga mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan selanjutnya disaring dan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan madu 1 sendok makan setiap kali minum


24.

PENGHALUS KULIT

Daun sirih merah sebanyak 5 lembar, daun murbei 7 lembar, temu giring 3 jari, ginseng talinum 30 gram, mengkudu 1 buah, dan wortel 2 jari. Semua bahan dicuci dan diiris kecil-kecil, kemudian direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa satu gelas. Air rebusan didinginkan dan ditambah tepung ketan putih 200 gram, minyak esensial 3 tetes untuk pewangi, perasan jeruk nipis, minyak zaitun 2 sendok teh, dan madu 2 sendok teh. Semua bahan dicampur atau diblender selama 2-3 menit dan dimasukkan ke dalam wadah yang bersih. Lulur siap digunakan.


25.

IMPOTENSI

Daun sirih merah 6 lembar, ginseng talinum 40 gram, rimpang temulawak 30 gram, lempuyang 20 gram, dan jahe merah 30 gram. Semua bahan dicuci bersih dan diiris kecil-kecil, direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas, kemudian disaring. Ramuan diminum tiga kali sehari selama tiga hari berturut-turut. Sekali minum 0,5 gelas.


26.

LEUKEMIA (KANKER DARAH)

Daun sirih merah segar sebanyak 5 lembar, daun sambung nyawa 5 lembar, pegagan kering 30 gram, daun ginseng talinum kering 30 gram, umbi dan akar ginseng talinum 10 gram, serta daun tapak dara 4 gram. Semua bahan dicuci bersih, diiris kecil-kecil, kemudian direbus dengan air 6 gelas (1200ml) hingga mendidih dan tersisa 3 gelas. Ramuan diminum tiga kali sehari secara rutin sampai kondisi membaik. Sekali minum 0,5 gelas.


27.

PENUAAN DINI

Daun sirih merah 6 lembar, kurma 10 biji, kacang hijau 100 gram, ginseng talinum 40 gram, madu 2 sendok makan, dan perasan jeruk nipis 2 sendok makan. Semua bahan direbus (kecuali jeruk nipis dan madu) dengan air 4 gelas sampai mendidih dan tersisa 2 gelas. Madu dan perasan jeruk nipis dimasukkan, diaduk rata, lalu diminum seminggu sekali (dua kali sehari) selama satu bulan. Sekali minum satu gelas.


28.

BAU BADAN

Daun sirih merah 5 lembar, daun bunga kantil 2 lembar, daun kemangi 1 tangkai, dan daun cikra-cikri 1 tangkai. Semua bahan dicuci lalu diris tipis-tipis dan direbus dengan air 3 gelas hingga mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan diminum selagi hangat tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas.

Selain dengan ramuan tersebut diperlukan olahraga secara rutin, membiasakan diri hidup bersih, dan mengkonsumsi air putih 8-10 gelas per hari.


29.

RADANG PADA TELINGA

Daun sirih merah yang muda dan segar 5 lembar, serta daun muda sambiloto 10 lembar. Bahan-bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 2 gelas sampai mendidih dan tersisa 0,5 gelas. Setelah dingin ramuan ini diteteskan ke telinga yang sakit menggunakan pipet 3-4 kali sehari. Selanjutnya telinga dibersihkan dengan kapas.


30.

PENYAKIT KELAMIN

Daun sirih merah 5 lembar, daun sambiloto kering 20 gram, daun pegagan kering 20 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 2 gelas. Ramuan diminum tiga kali sehari selagi hangat selama tujuh hari berturut-turut. Sekali minum 0,5 gelas. Sisanya untuk mengkompres bagian organ tubuh yang sakit.


(Sumber : Bambang Sudewo, Yogyakarta)
Diposkan oleh Assalamualaikum.... di 09:24 1 komentar
Label: ambeien, asam urat, back to nature, demam berdarah, diabetes, ginjal, hepatitis, herbal, impotensi, jantung koroner, kanker, leukimia, penuaan dini, penyakit kelamin, radang prostat, sirih merah, tbc