Laman

Minggu, 20 Februari 2011

skrening fitokimia

BAB I

PENDAHULUAN


Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organic yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia, biosintetis, perubahan dan metabolism, penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari senyawa organic. Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit.

Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.

1.

Tujuan Percobaan Karakterisasi Simplisia

1.

Memahami pentingnya uji kebenaran simplisia
2.

Dapat melakukan uji kebenaran simplisia secara kimia
3.

Dapat menjamin kebenaran simplisia

1.

Tujuan Percobaan Skrining Fitokimia

1.

Dapat mendeteksi senyawa kimia tumbuhan berdasarkan golongannya dan mengidentifikasikan senyawa kimia tersebut
2.

Menjadi informasi awal untuk mengetahui senyawa kimia yang mempunyai aktivitas biologis.

1.

Tujuan Percobaan Penetapan Zat Identitas

1.

Menguji kualitas simplisia
2.

Menguji keseragaman kandungan simplisia




1.

Tujuan Percobaan Ekstraksi

1.

Mengerti prinsip kerja ekstraksi cara dingin dan cara panas
2.

Dapat menentukan metode ekstraksi yang sesuai
3.

Mengerti prinsip kerja alat refluks dan soxhlet


























BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

Karakteristik Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan lecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia nabati adalah simplisia berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni.

Variasi kandungan kimia tumbuhan obat (in vivo) disebabkan oleh :

1.

Genetik (bibit)
2.

Lingkungan (tempat tumbuh, iklim)
3.

Rekayasa agronomi
4.

Panen (waktu dan pasca panen)

Tahapan pembuatan simplisia yang baik

1.

Pengumpulan bahan (panen)
2.

Sortasi basah
3.

Pencucian
4.

Sortasi kering
5.

Perajangan
6.

Pengeringan
7.

Penyimpanan

Karakteristik simplisia meliputi :

1.

Mikroskopik
2.

Kadar air
3.

Susut pengeringan
4.

Kadar abu
5.

Kadar sari larut air dan larut etanol
6.

Bahan organik asing

2.

Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia bertujuan untuk menentukkan golongan metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologis yang ada dalam tumbuhan . Metode yang digunakan dalam penapisan fitokimia harus selektif, sederhana, cepat serta hanya memerlukan sedikit alat dan bahan.

Skrining Fitokimia meliputi :

1.

Identtifikasi lignin

Serbuk simplisia ditetesi dengan larutan floroglusin dalam asam klorida membentuk warna merah.

2.

Identifikasi alkaloid

500 mg serbuk simplisia dibasakan dengan 1ml ammonia pekat, digerus dengan 5 ml kloroform, disaring kemudian dikocok dengan 1 ml asam klorida 2N. diambil lapisan anorganik, ditetesi :

- pereaksi Mayer atau pereaksi

- pereaksi Mayer atau pereaksi Bouchardat membentuk endapan putih kekuningan.

- pereaksi Dragendorff membentuk endapan kuning kecoklatan.

3. Identifikasi kuinon

500mg serbuk simplisia ditambah 50mL aquadest panas, dididihkan selama 5 menit. Sedikit fittrat ditetesi dengan larutan natrium hidroksida 1 N membentuk warna merah.

4. Identifikasi tanin

500mg serbuk simplisia ditambah 50mL aquadest panas, dididihkan selama 15 menit kemudian didinginkan. Sedikit fiitrat :

- ditetesi larutan besi klorida 1% membentuk warna hitam kehijauan menunjukkan tanin total.

- ditetesi pereaksi Steasny membentuk wama merah muda menunjukkan tanin katekat.

- dijenuhkan dengan natrium asetat clan ditetesi larutan besi kkuida 1% membentuk wama biru tinta menunjukkan tanin galat.

5. ldentifikasi flavonoid

1.

500mg serbuk simplisia direfluks dengan 10mL metanol selama 10 menit, disaring clan diencerkan dengan 10m1 air, didinginkan.
2.

Nambah 5mL eter minyak bumi, dikocok. Diambil tapisan metanol kemudian diuapkan.
3.

Sisanya dilarutkan dengan 5mL etil asetat.

+

Filrat ditambah 500mg serbuk zink dan 2mL asam k{orida 2N, didiamkan selama I menit
+

Ditambah 10 tetes asam klorida pekat membentuk wama merah intensif.
+

Filtrat diuapkan, sisanya dilarutkan dalam etanol drtambah 100mg serbuk magnesium dan 10 tetes asam klorida pekat membentuk :

*

Wama merah jingga sampai merah ungu untuk flavonoid.
*

Wama kuning jingga untuk flavon, halkon dan auron.

6. Identifikasi glikosida

1.

500mg serbuk simplisia direfluks dengan 30mL metanol 70% selama 10 menit, didinginkan clan disaring.
2.

Fiitrat ditambah 25mL aquadest clan 25mL timbal asetat 0,4N, dikocok clan didiamkan selema 5 menit, disaring.
3.

Filtrat diekstraksi tiga kali dengan 20mL campuran kioroform:isopropanol (3:2), ekstrak dikumpulkan dan ditambah natrium sulfit anhidrat kemudian disaring dan diuapkan.
4.

Sisanya dilaruttkan dengan 3mL metanol, setiap pengujian memerlukan 3 tetes filtrat.

*

Filtrat diuapkan, sisanya dilarutkan dengan 5mL asam asetat glasial ditambah 10 tetes asam sutfat pekat membentuk wama biru atau hi~au menunjukkan glikosida (reaksi Liebemiann-Buchard).
*

Filtrat diuapkan, sisanya dilanAkan dengan 2mL air ditambah 5 tetes pereaksi Mollisch. Ditambahkan 2mL asam sutfat pekat dengan hati-hati sehingga terbentuk cincin benvama ungu pada batas cairan menunjukkan ikatan gula.
*

Filtrat diencerkan dengan 3mL metanol ditambah pereaksi Bafjet membentuk wama jingga menunjukkan glikosida dan aglikon kardenolida (glikosida jantung).
*

Filtrat ditambah 2mL pereaksi Kedde dan 2mL kalium hidroksida 1 N membentuk wama merah ungu sampai biru ungu menunjukkan glikosida dan aglikon.
*

Filtrat diuapkan, sisanya ditambah larutan xantidrol 0,01 % dalam asam asetat dan 1 tetes asam klorida pekat membentuk wama kuning intensif, dipanaskan dalam penangas air selama 3 menit berubah menjadi merah intensif menunjukkan glikosida dan glikon-2­desoksi gula.
*

Filtrat diuapkan, sisanya dilanitkan dengan 3mL asam asetat encer dengan pemanasan, didinginkan, ditetesi besi klorida 0,3M kemudian ditambah campuran 3mL asam sulfat pekat dan 1 tetes besi klorida 0,3M membentuk cincin berwama merah coklat pada batas cairan menunjukkan glikosida dan glikon-2-desoksi gula (reaksi Keller-Killidein).

7. Identifikasi saponin

500mg serbuk simplisia ditambah lOmL aquadest panas kemudian didinginkan dan dikocok kuat selama 10 detik. Terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil selama 10 menit. Pada penambahan 1 tetes asa^i klorida 2N, busa tidak hilang.

8. Identifikasi sterois/triterper~oid

500mg serbuk simplisia dii-naserasi dengan 20mL eter selama 2 jam. Sedikit fiitrat ditetesi dengan 5mL asam asetat glasiat ditambah 10 tetes asam sulfat pekat membentuk wama merah atau hijau.



3.

Penetapan Zat Identitas

Deret eluotropik (dari non polar ke polar)




Ko pada 20°C


Viskositas pada 20°C


Titik didih CC)

Heksan


1,890


0,326


68,7

Heptana


1,924


0,409


98,4

Sikloheksan


2,023


1,020


81,4

Karbon tetraklorida


2,238


0,469


76,8

Benzena


2,284


0,652


80,1

Kloroform


4,806


0,580


61,3

Dietil eter


5,340


0,233


34,6

Etil asetat


6,020


0,455


77,1

Piridin


12,30


0,974


115,1

Aseton


20,70


0,316


56,5

Etanol


24,30


1,200


78,5

Metanol


33,62


0,597


64,6

Air


80,37


1,005


100

Ekstrak adalah sediaan kental yang didapat dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia dengan menggunakan petarut yang sesuai kemudian semua atau hamper semua pelarutnya diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperiakukan sampai memenuhi bahan yang telah ditetapkan. Parameter standar ekstrak meliputi kandungan organoleptik, kelarutan, keasaman, bobot jenis, vikositas/kekentalan, kadar air, bahan padat total, zat identitas, profit kromatografi, anatlisa kuaCrtatif dan kuantitatif, kemantapan fisika dan kimia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak :

1. Faktor biologi

1.

Identitas jenis (spesies) yaitu jenis tumbuhan dari sudut keragaman hayati dapat
1.

dikonfrrmasi sampai informasi genetik sebagai faktor internal untuk validasi jenis (spesies).
2.

Lokasi tumbuhan asal merupakan faktor ekstemal yaitu lingkungan (tanah dan atmosier)
3.

dimana tumbuhan berinteraksi yang berupa energi (cuaca, suhu, cahaya) dan mated (air,
4.

senyawa organik dan anorganik).
1.

Periode panen merupakan dimensi waktu dari proses kehidupan tumbuhan terutama metabolisme sehingga menentukan kandungan kimia tumbuhan. Harus diketahui waktu kandungan kimia mencapai kadar optimal selama proses biosintesis dan waktu sebe4um senyawa tersebut diubah atau dikonversi atau di-biotransformasi atau di-biodegradasi menjadi senyawa lain.
2.

Penyimpanan bahan tumbuhaR merupakan faktor ekstemal yang dapat diatur, mempengaruhi stabilitas bahan dan cemaran (biotik dan abiotik).

4.

Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan ekstraksi adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan batas antara pelanrt dengan simplisia. Dengan mengetahui zat aktif yang terkandung dalam sirtrplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat.

Struktur kimia yang berbeda mempengaruhi kelarutan dan stabilitas zat aktif tefiadap pemanasan, kogam berat, udara, cahaya dan derajat keasaman.

Ekstraksi harus memperhatikan sifat fisik simplisia, sifat zat aktif dan sifat zat yang ada dalam simplisia seperti protein, kart)ohidrat, lemak dan gula.

Kriteria pelarut yang baik adalah :

1. Murah dan mudah didapat

2. Stabil secara fisika dan kimia

3. Bereaksi netral

4. Tidak mudah menguap fan terbakar

5. Selektif, hanya menarik zat aktif yang diinginkan

6. Tidak mempengaruhi zat berkhasiat

7. Diperbolehkan oleh peraturan pemerintah



Metode ekstraksi :

1. Cara dingin

a. Maserasi

Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dank arena ada perbedaan konsentrasi antara tarutan zat aktif di datam sel dan di laur sel mala lanitan yang lebih pekat akan didesak keluar, terjadi secara berulang-ulang sampai tercapai kesetimbangan konsentrasi antara di dalam dan di luar sel.

*

10 bagian simplisia ditambah 75 bagian pelanut, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari dan terlindung dari cahaya sambil diaduk berulang-ulang kemudian disaring dan diperas.
*

Ampas ditambah pelarut, diaduk kemudian disaring sampai didapat 100 bagian ekstrak.
*

Bejana ditutup dan dibiarkan selama 2 had di tempat yang sejuk dan teriindung cahaya.
*

Endapan dipisahkan kemudian ekstrak cair dipekatkan dan ditimbang.

b. Perkolasi

Perkolasi dilakukan dengan mengalirk?n pelarut metalui simplisia yang telah dibasahi. Simplisia dalam oejana silinder dengan bagian bawah mempunyai sekat berpori. Pelarut dialirkan dari atas melatui simplisia, pelarut akan melarutkan zat aktif sela yang dilaluinya sampai larutan jenuh.

Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya berat larutan dan pelarut di atasnya dikurangi dengan gaya kapiler yang cenderung menahannya.

*

Basahi 10 bagian simplisia dengan 2,5-5 bagian petarut, masukkan ke dalam bejana,biarkan 3 jam.
*

Pindahkan massa ke dalam perkolator sambil ditekan.
*

Tuangi dengan pelarut sampai ekstrak menetes dan di atas simplisia terdapat selapis pelarut.
*

Perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam.
*

Ekstrak dibuat menetes dengan kecepatan 1 mUmenit sampai jika 500mg perkolat terakhir diuapkan maka tidak ada sisa atau dengan cara memeriksa zat aktif secara. kualitatif.
*

Perkofat diuapkan dengan suhu <>°C kemudian ditimbang.


2. Cara panas

a. Dekok dan infus

Infus adalah sediaan air yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia dengan air pada 90°C selama 15 menit, sedangkan dekok selama 30 menit.

Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga tidak boleh disimpan tebih dari 24 jam pada suhu kamar.

*

Basahi simplisia dengan air, dua kali bobotnya, untuk bunga empat kali bobotnya dan untuk karogen sepuluh kali bobotnya.
*

Umumnya untuk 100 bagian ekstrak mernerlukan 10 bagian simplisia, kecuali :

*

Ketarutan kandungan simplisia terbatas seperti kulit kina memertukan 6 bagian.

*

Disesuaikan dengan penggunaan seperti 34 bagian daun kumis kucing untuk 100mL.

*

Berlendir seperti karagenan pada suhu kamar memerlukan '/2 bagian.

*

Daya kerja keras seperti diditalis folium dipakai 1 i4 bagian.

*

Penambahan bahan kimia untuk mempermudah penarikan zat aktif seperti asam sitrat untuk infus kina, kalium atau natrium karbonat untuk infus kelembak.
*

Disaring selagi panas kecuali untuk bahan yang mengandung senyawa yang mudah menguap, kemudian dipekatkan clan ditimbang.

b. Digesti

Digesti merupakan maserasi secara panas dan kinetik yaitu dengan pengadukan secara kontinu pada suhu 40-50°C.

c. Destilasi uap

Ekstraksi kandungan kimia menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air berdasarican peristiwa tekanan parsial kandungan kimia menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempuma dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (kandungan kimia menguap ikut terdestilasi) menjadi destitat air bersama-sama kandungan kimia yang memisah sempuma atau memisah sebagian.

d. Refluks

Refluks dilakukan dengan merendam simplisia datam pelarut di dalam labu bundar. Dengan pemanasan, proses ekstraksi lebih cepat, adanya kondensor akan mendestilasi . pelarut sehingga seolah-olah ditambahkan pelarut baru ke dalam system shingga dapat menank lebih banyak zat aktif.

- 100-200g simptisia ditambah 200-400mL pelanrt (mengisi'/. bagian labu bundar). - Sambungkan ke kondensor, ekstraksi selama 2-4 jam

- Disaring dengan kain kemudian dipekatkan dan ditimbang.

e. Soxhlet

Simplisia selalu berkontak dengan pelarut yang segar. Ekstrak dibawa oleh pelarut masuk

ke dalam tabu bundar, pelarut akan terdestilasi kembali untuk ekstraksi berikutnya. Mudah untuk mengganti pelarut dari non polar menjadi semi polar atau polar dengan cara mengganti isi labu bundar.

*

100-300g simpiisia dibungkus dengan kertas saring, masukkan ke dalam tabung sampel.
*

Masukkan 250-500m1 pelarut ke dalam tabu bundar.
*

Pasang labu bundar dan tabung sampel dengan kondensor.
*

Ekstraksi selama 6 jam atau sampai ekstrak tidak berwama.
*

Disaring dengan kain kemudian dipekatkan dan ditimbang























BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Karakterisasi Simplisia

1.

Penentuan organoleptik

1.

Pemeriksaan warna, rasa dan bau simplisia dengan panca indera
2.

Pemeriksaan tekstur simplisia dengan indera peras

2.

Penentuan kebenaran jenis simplisia

1.

Determinasi botani

1.

Ambil bagian tumbuhan segar sesuai bagian simplisianya
2.

Lakukan determinasi botani dengan membandingkan karakterisasi bagian tumbhan dengan pustaka

2.

Makroskopik

1.

Ambil simplisia utuh
2.

Lakukan karakterisasi makroskopik dengan membandingkan karakterisasi simplisia dengan pustaka

3.

Mikroskopik

1.

Sedikit serbuk simplisia pada kaca objek diberi satu tetes larutan kloral hidrat
2.

Lakukan karakterisasi mikroskopik dengan membandingkan karakterisasi simplisia dengan pustaka

2.

Skrining Fitokimia

1.

Identifikasi Lignin

Simplisia ditetesi lautan floroglusin dalam HCl membentuk warna merah

2.

Identifikasi Alkaloid

1.

500 mg simplisia di basakan dengan 1 ml ammonia pekat, digerus dengan 5 ml kloroform , disaring kemudian dikocok dengan 1 ml HCl 2 N.
2.

Diambil lapisan anorganik, ditetesi :

1.

Pereaksi mayer atau pereaksi Bouchardat membentuk endapan putih kekuningan.
2.

Pereaksi Dragendorf membenuk endapan kuning kecoklatan



3.

Identifikasi Kuinon

1.

500 mg simplisia ditambah 50 ml aquadest panas, didihkan selama 5 menit.
2.

Sedikit filtrate di tetesi dengan larutan NaOH 1N membentuk warna merah

4.

Identifikasi tannin

500 mg simplisia ditambah 50 ml aquadest panas, didihkan selama 15 menit kemudian didinginkan, sedikit filtrate:

1.

Ditetesi larutan FeCl3 1% membentuk warna hitam kehijauan menunjukkan tannin total
2.

Ditetesi pereaksi Steasny membentuk warna merah muda menunjukkan tannin katekat
3.

Dijenuhkan dengan natrium asetat dan ditetesi larutan FeCl3 1% membentuk warna biru tinta menunjukkan tannin galat.

5.

Identifikasi Flavonoid

1.

500 mg simplisia di refluks dengan 20 ml methanol selama 10 menit, disaring dan diencerkan dengan 10 ml aquadest, didinginkan.
2.

Ditambah 5 ml eter minyak bumi, dikocok. Diambil lapisan methanol kemudian diuapkan.
3.

Sisanya dilarutkan dengan 5 ml etil asetat
4.

Filtrate ditambah 500 mg serbuk zink dan 2 ml HCl 2 N, didiamkan selama 1 menit. Ditambah 10 tetes HCl pekat membentuk warna merah intensif
5.

Filtrate diuapkan, sisanya dilarutkan dalam etanol ditambah 100 mg serbuk magnesium dan 10 tetes HCl pekat membentuk

#

warna merah jingga sampai merah unggu untuk flavonoid
#

Warna kuning jingga untuk flavon, khalkon dan auron

6.

Identifikasi Glikosida

1.

500 mg simplisia direfluks dengan 30 ml methanol selama 10 menit, dinginkan dan disaring.
2.

Filtrate ditambah 25 ml aquadest dan 25 ml timbale asetat 0,,4 N, dikocok dan didiamkan selama 5 menit, disaring.
3.

Filtrate diekstraksi tiga kali dengan 20 ml campuran kloroform:isopropanol (3:2), ekstrak dikumpulkan dan ditambah natrium sulfit anhidrat kemudian disaring dan diuapkan.

1.

Sisanya dilarutkan dengan 3 ml methanol, setiap pengujian memerlukan 3 tetes filtrate. Filtrate diuapkan, sisanya dilarutkan dengan 5 ml asam asetat glacial ditambah 10 tetes H2SO4 pekat membentuk warna biru atau hijau menunjukkan glikosida
2.

Filtrate diencerkan dengan 3 ml methanol ditambah pereaksi Baljet membnetuk warna jingga menunjuukkan glikosida dan aglikon (glikosida jantung)
3.

Filtrate diuapkan, sisanya dilarutkan dengan 2 ml air ditambah 5 tetes pereaksi Molisch. Ditambahkan 2 mkl H2SO4 pekat dengan hati-hati sehingga terbentuk cincin berwarna ungu pada batas cairan menunjukkan ikatan gula
4.

Filtrate ditambah 2 ml perekasi Kedde dan 2 ml KOH 1 N membentuk warna merah unggu sampai biru unggu menunjukkan glikosida dan aglikon
5.

Filtrate diuapkan,sisanya dilarutkan denagn 3 ml asam asetat 2 N dengan pemanasan, dinginkan, ditetesi FeCl3 1% kemudian ditambah campuran 3 ml H2SO4 pekat dan satu tetes FeCl3 1% membentuk cincin berwarna merah coklat pada batas cairan menunjukkan glikosida dan glikon 2-desoksi gula (reaksi Keller-Killiden)

7.

Identifikasi Saponin

1.

500 mg simplisia ditambah 10 ml aquadest panas kemudian didinginkan dan dikocok kuat selama 10 detik lalu ukur busanya
2.

Lalu diamkan selama 10 menit ukur lagi busanya
3.

Lalu tambahkan 1 tetes HCl 2 N

8.

Identifikasi Steroid

1.

500 mg simplisia dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam
2.

Sedikit filtrate ditetesi dengan 5 ml asam asetat glacial ditambah 10 tetes H2SO4 pekat membentuk warna merah atau hijau



2.

Penetapan Zat Identitas

1.

100 mg simplisia direfluks dengan 100 ml methanol
2.

Dibuat siste, eluen heksan : kloroform (1:1), benzene : etil asetat (1:1), eter : methanol (1:1), aseton : methanol (1:1).
3.

Ekstrak ditotolkan sebanyal lima kali pada plat KLT, dielusi kemudian dikeringkan
4.

Amati secara visual
5.

Tandai bercak yang di amati

2.

Ekstraksi

1.

25 mg simplisia ditambah 50 ml etanol lalu panaskan dengan suhu 60C selama 1 jam
2.

Timbang cawan penguap yang kosong
3.

Setelah 1 jam disaring masukkan ke dalam cawan penguap lalu timbang lagi cawan tersebut setelah di tambahkan zat lalu uapkan
4.

Timbang ekstrak


















BAB IV

ALAT DAN BAHAN

1.

Karakterisasi Simplisia

Alat :

1.

Mikroskop 7. Krus
2.

Kaca objek 8. Krus Tang
3.

Moisture balance 9. Kertas Saring bebas abu
4.

Timbangan 10.Corong
5.

Kaca pembesar 11. Erlenmeyer 100 ml
6.

Ayakan No. 250

Bahan :

1.

Simplisia
2.

Kloral hidrat
3.

Aquadest
4.

HCl 2N


2.

Skrining Fitokimia

Alat :

1.

Plat tetes 5. Corong
2.

Pipet tetes 6. Kertas saring
3.

Mortir & Stemper 7. Tabung reaksi
4.

Erlenmeyer 250 ml 8. Rak tabung

Bahan :

1.

Simplisia 11. Larutan FeCl3
2.

Aquadest 12. Pereaksi Steasny
3.

Larutan floroglusin
4.

Ammonia pekat
5.

Kloroform
6.

HCl 2 N
7.

Pereaksi Mayer
8.

Pereaksi Bouchardat
9.

Pereaksi dragendorf
10.

NaOH 1 N

3.

Penetapan Zat Identitas

Alat :

1.

Alat refluks
2.

Corong
3.

Kertas saring
4.

Erlenm,eyer 100 ml
5.

Plat KLT
6.

Pipa kepiler
7.

Lampu UV
8.

Penyemprot bercak

Bahan :

1.

Simplisia
2.

Methanol
3.

Heksan
4.

Kloroform
5.

Benzene
6.

Etil asetat
7.

Eter
8.

Aseton
9.

H2SO4 Pekat
10.

Vanillin

3.

Ekstraksi

Alat :

1.

Timbangan
2.

Becker glass 1000 ml
3.

Kain batik
4.

Batang pengaduk
5.

Corong
6.

Kertas saring
7.

Percolator
8.

Corong pisah
9.

Alat refluks
10.

Alat soxlet
11.

Waterbath
12.

Cawan penguap

Bahan :

1.

Simplisia
2.

Eluen


BAB V

HASIL PERCOBAAN

1.

Karakterisasi Simplisia

1.

Nama simplisia : Rhei Radiks
2.

Nama tumbuhan : Akar kelembak

No


Penetapan


Hasil pengamatan


Hasil

1


Organoleptik


Warna

Bau

Rasa


Coklat


pahit

2


Kebenaran simplisia


Makroskopik











Mikroskopik

















2.

Skrining Fitokimia

No


Identifikasi


Hasil pengamatan


Pustaka

1


Lignin


Tidak ada lignin



2


Alkaloid


Pereaksi Mayer : endapan putih kekuningan

Peraksi Bouchardat : endapan putih kekuningan

Peraksi Dragendrof : endapan kuning kecoklatan


Endapan putih kekuningan

Endapan putih kekuningan

Endapan kuning kecoklatan

3


Kuinon






4


Tannin


Pereaksi FeCl3 1 % : hitam kehijauan (+)

Pereaksi Steasny : biru tinta (-)

Na asetat + FeCl3 1 % :  coklat kehitaman (-)


Hitam kehijauan

Merah muda

Biru tinta

5


Flavanoid


+ Zn + HCl 2N : merah intensif (+)

+ Mg + HCl pelat : merah ungu (+)


Merah intensif

Merah ungu

6


Glikosida


+ HAc glacial + H2SO4 pekat : biru (+)

+ air + pereaksi molisch + H2SO4 pekat :

Cincin berwarna ungu (+)

+ methanol + pereaksi baljet : jingga (+)

+ pereaksi Kedde + KOH 1 N : merah ungu (+)

+ HAc 2N + FeCl3 1 % + H2SO4 p-FeCl3 1 % : cincin wrna merah coklat (+)


Biru atau hijau

Cincin berwarna ungu


Jingga

Merah unggu ad biru ungu

Cincin berwarna merah coklat

7


Saponin


+ HCl 2N : busa hilang


Busa tidak hilang

8


Steroid


+HAc glacial + H2So4 pekat : tidak berwarna


Merah atau hijau


3.

Penetapan Zat identitas




Heksan:kloroform


Benzene:etil asetat


Eter:metanol


Aseton:metanol

Visual


























Perhitungan:1. Rfa = 2 = 0,1960

10,2

2. Rfb = 6,9 = 0,6765

10,2

Rfb2 = 7,2 = 0,7059

10,2

3. RfC = 9,4 = 0,8246

11,4

4. Rfd = 8 = 0,7693

10,4






4.

Ekstraksi

Nama Simplisia


Rhei Radiks

Bobot simplisia (A)


93,82

Eluen


Etanol

Volume Eluen


50 ml

Alasan pemilihan Eluen



Metode ekstraksi


Dekok dan infus

Alasan pemilihan

Metode ekstraksi


Lebih mudah dank arena di labnya belum tersedia alat-alat yang lain

Lama ekstraksi


1 Jam

Bobot ekstraksi


35,03

Bobot ekstraksi kental (B)


59,17

Randemen ekstrak


(B) : (A) x 100% = 59,17 : 93,82 x 100% = 63,067 %




















BAB VI

KESIMPULAN


Tumbuhan merupakan bahan alamiah yang digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit. Yang digunakan obatnya dalam bentuk simplisianya. Tapi tidak semua tumbuhan bisa dijadikan obat, makanya harus ada pemilihan dahulu dan harus tahu karakterisitik dari simplisia itu. Kita harus tau juga kebenaran simplisianya dilihat dari :

1.

Organoleptik dengan panca indera
2.

Kebenaran jenis simplisia dengan determinasi botani, mikroskopik, makroskopik.
3.

Kadar air dan susut pengeringan
4.

Pengotor

Sebelum menggunakan tumbuhan sebagai obat kita harus tahu dulu senyawa kimia yang terkandung pada tumbuhan itu sehingga kita tahu aktivitas biologisnya dengan melakukan skrining dan ekstraksi serta penetapan zat identitasnya


















DAFTAR PUSTAKA


Mekar Nyi, Bahan kuliah Fitokimia, Bandung

Mekar Nyi, Modul Praktikum, Universitas Al-Ghifari :2008

www. google.com




bbblajarbareng.blogspot.com

Sabtu, 19 Februari 2011

DAUN SIRIH MERAH

( Piper betle Linn. var Rubrum)


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

SKRINING FITOKIMIA DAUN SIRIH MERAH

Daun sirih merah telah diteliti oleh Sdri. Andayana Puspitasari,Apt dari Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta. Berdasarkan penelitian kromatogram yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut :

1.

Prosedur kerja

Lima gram sampel diekstraksi menggunakan alat soxhlet menggunakan penyari (alat untuk menyarikan) petroleum eter (PE). Penyarian dihentikan setelah lebih kurang empat jam atau cairan penyari di kolom soxhlet telah relatif bening. Selanjutnya ekstrak PE diuapkan atau dikentalkan dan serbuk ampas diangin-anginkan hingga kering. Setelah kering serbuk ampas kembali dimasukkan kedalam alat soxhlet untuk disarikan lagi menggunakan metanol (MeOH). Ekstrak metanol yang didapat diuapkan hingga kental. Selanjutnya, ekstrak PE dilakukan uji kandungan terpenoid secara kromatografi. Sementara itu untuk uji senyawa tanin, antrakinon, alkaloid, saponin, steroid, dan flavonoid digunakan ekstrak metanol. Selain menggunakan uji tabung, identifikasi kandungan kimia sampel juga menggunakan metode kroatografi lapis tipis (KLT).


2.

Uji tabung
1.

Uji Alkaloid

Ke dalam ekstrak MeOH ditambahkan HCL 10% dan amonia encer hingga pH8, kemudian disarikan dengan kloroform. Sari kloroform diuapkan sampai kering, sisa dilarutkan dalam HCI, dan larutan tersebut dibagi dalam tiga tabung. Tabung pertama difungsikan sebagai pembanding, tabung kedua direaksikan dengan larutan mayer LP, dan tabung ketiga direaksikan dengan dragendrorf LP.

2.

Uji Saponin

Lebih kurang 2ml sari kental MeOH diencerkan dengan air, dimasukkan dalam tabung, kemudian dikocok kuat selama 10 menit

3.

Uji Tanin atau Uji Polifenolat

Lebih kurang 1ml sari kental MeOH diencerkan dengan air dan dilarutan tersebut ditambahkan pereaksi FeCI­3

4.

Uji Antrakinon

Lebih kurang 2ml sari kental MeOH ditambah larutan NaOH, kemudian dikocok

5.

Uji Steroid

Lebih kurang 2ml sari kental MeOH ditambah pereaksi LB.


3.

Uji Kroatografi lapis tipis atau KLT

1.

Sistem 1 untuk Mendeteksi Flavonoid, Tanin, Alkaloid, dan Steroid

Fase diam : Silika F254

Fase gerak : Etil asetat, metanol, air (100:13:10)

Sampel : Ekstrak kental MeOH

Jarak pengembangan : 9cm

Deteksi : Sitroborat (untuk deteksi flavonoid), FeCI3 (untuk deteksi tanin/polifenolat), Dragendorf (untuk deteksi alkaloid),Lieberman burchard (untuk deteksi steroid)


2.

Sistem 2 untuk Mendeteksi Terpenoid

Fase diam : Silika F254

Fase gerak : Etil asetat, toluena (3:7)

Sampel : Ekstrak kental PE

Jarak pengembangan : 9cm

Pembanding : Minyak asiri daun sirih

Deteksi : Anisaldehida asam sulfat


4.

Hasil pemeriksaan

Uji, Hasil, dan Interpretasi

Alkaloid = Terdapat sedikit endapan dg pereaksi dragendorf dan mayer, hasilnya Positif


Tanin = Warna larutan menjadi hijau gelap, hasilnya Positif


Steroid = Terdapat cincin hijau, hasilnya Positif

Antrakinon = Warna larutan tidak merah, hasilnya Negatif



5.

Hasil Kromatografi

1.

Dari hasil kromatogram dapat dilihat bahwa terdapat bercak berfluoresensi kuning dibawah UV 366 nmdengan pereaksi sitroborat. Hal ini menunjukkan bahwa sampel daun sirih merah mengandung flavonoid.
2.

Dengan pereaksi semprot dragendorf terlihat ada bercak kecil berwarna orange dengan Rf 0,98. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam sampel terdapat alkaloid.
3.

Dengan pereaksi semprot FeCI3, terlihat bercak berwarna biru dengan Rf 0. Menunjukkan adanya senyawa polifenolat.
4.

Dengan pereaksi LB, tampak ada bercak berwarna biru tua yang menunjukkan adanya senyawa dengan inti steroid di sampel tersebut.


6.

Kromatogram sistem 2

Dari hasil kromatogram terlihat adanya banyak bercak berwarna merah hingga ungu di sampel (daun sirih merah). Hal ini menunjukkan adanya kandungan terpenoid, terutama senyawa monoterpen dan kemungkinan adanya komponen minyak asiri. Dalam minyak asiri daun sirih juga timbul banyak bercak berwarna ungu, tetapi profilnya berbeda dengan bercak sampel sirih merah. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa di sampel daun sirih merah terdapat minyak asiri, tetapi kandungannya tidak sama dengan minyak asiri daun sirih biasa.


7.

Kesimpulan

Berdasarkan pemeriksaan dengan menggunakan uji tabung dan KLT dapat disimpulkan bahwa sampel daun sirih merah mengandung Flavonoid, Alkaloid, senyawa Polifenolat, Tanin, dan minyak Asiri.


KEGUNAAN DAUN SIRIH MERAH

1.

DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS)

Penyakit diabetes mellitus disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya gaya hidup yang berlebihan; pola makan yang tidak terkontrol; tekanan psikis yang menyebabkan stress, kecemasan, dan depresi berat; mengkonsumsi zat gula diluar batas yang dibutuhkan oleh tubuh; serta kurang olahraga. Jika kadar glukosa darah seseorang menunjukkan angka 160-190 mg/dl, orang tersebut telah menderita sakit diabetes mellitus tahap awal.

Gejala atau tanda-tanda diabetes mellitus yang perlu diwaspadai diantaranya badan terasa lemah, pegal-pegal, kesemutan diujung jari tangan dan kaki, mengantuk yang berlebihan terutama satu jam setelah makan, mata terasa kabur, kencing berlebihan, serta kadang-kadang disertai luka yang sulit sembuh.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati diabetes mellitus bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Tiga lembar daun sirih merah setengah tua dari daun keenam atau ketujuh dari pucuk. Cuci bersih semua daun, kemudian iris kecil-kecil. Rebus dengan air 3 gelas (600ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Kemudian minum air rebusan daun sirih merah ini sehari tiga kali sebelum makan, sekali minum 0,5 gelas.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Tiga lembar daun sirih merah ukuran sedang, 40 gram kulit kayu gayamyang sudah dibersihkan bagian luarnya, dan 30 gram kulit kayu jamblang kering. Ketiga bahan ini diseduh dengan 2 gelas (400ml) air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas. Selanjutnya ramuan disaring dan diminum sehari dua kali pada pagi dan sore hari sebelum makan, sekali minum 0,5 gelas.


2.

JANTUNG KORONER

Penyakit jantung koroner umumnya disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan merokok, kadar kolesterol yang terlalu tinggi, kegemukan, meningkatnya kadar gula darah, dan kurang berolahraga. Secara umum gejalanya berupa rasa nyeri yang mencekam, keringat dingin, badan terasa lemah, serta sesak napas yang kadang-kadang disertai rasa mual. Pencegahannya bisa dilakukan dengan diet seimbang, olahraga teratur, dan mengurangi berat badan. Selain itu secara berkala mengontrol tekanan darah, kadar kolesterol dalam darah (LDL), kadar gula darah, dan menghentikan kebiasaan merokok.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah berukuran sedang sebanyak 3-4 lembaratau ukuran kecil 6-8 lembar. Daun sirih merah dicuci bersih, kemudian diiris kecil-kecil. Selanjutnya direbus dengan air sebanyak 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 2 gelas dan disaring. Ramuan ini diminum selagi masih hangat dua kali sehari sebelum makan, sekali minum 1 gelas.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah ukuran sedang sebanyak 3-4 lembar, daun asam 30 gram, belimbing sayur 2 buah, umbi dewa kering 3 gram, dan daun ginseng 4 lembar. Semua bahan dicuci bersih dan diiris kecil-kecil, lalu direbus dengan 3 gelas air (600ml) hingga tersisa 1,5 gelas. Ramuan ini diminum tiga kali sehari selagi hangat dan bisa ditambahkan 1 sendok teh madu. Sekali minum 0,5 gelas.


3.

RADANG PROSTAT

Gangguan pada prostat sering diderita kaum laki-laki berusia diatas 45 tahun. Keluhan yang dirasakan adalah rasa nyeri berat pada kandung kemih dan sering buang air kecil. Hal ini disebabkan pada organ prostat terjadi pembesaran akibat perubahan keseimbangan hormon. Kondisi ini bisa mengganggu proses metabolisme tubuh dan memicu terjadinya pembesaran prostat yang menyebabkan rasa sakit pada saat buang air kecil. Pada kasus tertentu, pembesaran prostat bisa pula disebabkan oleh kanker prostat yang membuat organ prostat semakin membesar dan mempersempit saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan kadang-kadang disertai perdarahan.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah yang masih muda (daun bagian pucuk) sebanyak 6 lembar. Daun sirih merah dicuci bersih, diiris kecil-kecil, kemudian direbus dengan air 2 gelas (400ml) sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Ramuan disaring dan diminum setelah dingin (bisa ditambahkan madu murni sebanyak 2 sendok teh) dua kali sehari, sekali minum 1 gelas.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah setengah tua sebanyak 4 lembar, umbi dewa kering 5 gram, dan daun takila yang masih muda sebanyak 3 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 2,5 gelas (500ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Selanjutnya disaring dan diminum setelah dingin tiga kali sehari. Sekali minum 0,5 gelas.


4.

TUBERKULOSIS (TBC)

Tuberkulosis atau TBC termasuk jenis penyakit kronis dan menular melalui udara. Penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuber culosa dan proses penyembuhannya memerlukan waktu yang relatif lama. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama kematian didunia. Gejalanya sering diawali dengan suhu badan yang tinggi disertai kejang-kejang dan berlanjut dengan menurunnya daya tahan tubuh. Keluhan yang dirasakan ditandai dengan badan mudah lelah, nafsu makan berkurang, berat badan cenderung menurun drastis, dan sering keluar keringat pada malam hari.

Seseorang yang kondisi tubuhnya lemah lebih rentan tertular penyakit ini dibandingkan dengan orang yang sehat. Pencegahannya bisa dilakukan dengan memberikan imunisasi pada bayi yang baru lahir dengan vaksin BCG dan diulang pada usia 12 tahun. Pengobatan TBC dengan cara ”setengah-setengah” atau tidak tuntas akan memperburuk keadaan penderita. Jika pengobatannya dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, penderita TBC akan berangsur sembuh dalam waktu delapan bulan.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah yang sudah tua berukuran sedang sebanyak 6 lembar atau ukuran besar sebanyak 4-5 lembar. Daun sirih merah dicuci bersih dan dibilas hingga tiga kali, jemudian diiris kecil-kecil dan direbus dengan air tiga gelas (600ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan ini kemudian disaring dan diminum selagi hangat tiga kali sehari. Sekali minum sebanyak 0,5 gelas. Agar tidak terlalu pahit, bisa ditambahkan madu murni 1 sendok teh dan perasan jeruk nipis.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah ukuran sedang sebanyak 3 lembar, adas 10 gram, kapulaga 5 gram, daun tapak kuda 20 gram, bunga rosela kering 10 gram, dan jinten hitam 3 gram. Semua bahan dicuci bersih, direbus dengan air 3 gelas (600ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas, lalu disaring. Ramuan diminum selagi hangat tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni dan perasan jeruk nipis.


5.

ASAM URAT

Secara umum asam urat ditandai adanya gejala rasa nyeri pada persendian tangan dan kaki, terutama ibu jari kaki atau sendi lainnya pada malam hari atau menjelang pagi hari. Jika gejala ini tidak segera diatasi atau diobati, akan terjadi peningkatan yang lebih serius. Rasa nyeri sendi akan semakin terasa berdenyut. Ketidaklancaran peredaran darah karena kurang berolahraga bisa menjadi pemicu terjadinya asam urat tinggi. Demikian juga jika terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat purin tinggi, seperti jeroan (yakni limpa, hati, paru, usus dan babat) dan beberapa jenis sayuran (seperti bayam, bunga kol, daun singkong serta daun dan buah melinjo).

Menghindari stress, banyak minum air putih (8-10 gelas per hari), memperbaiki gaya hidup dan pola makan, serta olahraga secara teratur merupakan upaya pencegahan asam urat yang paling bijaksana.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah ukuran sedang sebanyak 7 lembar dan batangnya sepanjang 15 cm. Bahan dicuci bersih, diiris kecil-kecil, dan direbus dengan air sebanyak 4 gelas (800ml) hingga tersisa 2 gelas. Ramuan ini disaring dan diminum selagi hangat dua kali sehari. Sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni dan perasan jruk nipis. Sisanya bisa diminum pada hari berikutnya setelah dipanaskan terlebih dahulu.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah 5 lembar, cengkih 30 gram, dan jahe merah 20 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan disaring dan diminum selagi hangat tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan satu sendok teh madu murni dan 2 sendok teh air perasan jeruk nipis.


6.

KANKER PAYUDARA DAN KANKER RAHIM

Penyakit kanker termasuk penyakit yang sangat menakutkan karena sulit disembuhkan dan penyebabnya belum diketahui secara pasti. Jika salah satu dari organ tubuh terserang, sel kanker tumbuh dan berkembang biak, sehingga sel tubuh yang abnormal merusak atau menggerogoti sel-sel tubuh yang normal. Pertumbuhan sel yang abnormal di dalam tubuh yang kurang terkontrol sering disebut dengan kanker.

Pada kanker payudara, gejala awalnya sering ditandai dengan munculnya benjolan yang berkembang dan tidak terduga sebelumnya, serta terasa nyeri dan sakit yang terus menerus. Sementara itu, kanker leher rahim pada wanita ditandai dengan adanya keluhan keputihan akut, berbau dan disertai perdarahan pada vagina, terutama setelah berhubungan intim. Biasanya menstruasinya tidak normal dan keluar cairan dari liang rahim yang bercampur darah. Pencegahannya dapat dilakukan sedini mungkin dengan mewaspadai faktor-faktor yang dapat menjadi pemicu terjadinya penyakit kanker ganas.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah ukuran besar sebanyak 6 lembar dan batangnya sepanjang 15 cm. Daun sirih merah dipilih yang bagian bawahnya berwarna merah merata dan segar. Daun dan batang sirih merah dicuci hingga bersih, direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Ramuan ini untuk dua hari dan diminum selagi hangat dua kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya untuk Kanker Payudara

Daun sirih merah ukuran sedang sebanyak 5 lembar, daun komfrey 30 gram, dan umbi dewa 30 gram. Semua bahan dicuci hingga bersih dan direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas, kemudian disaring. Ramuan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Agar rasanya segar bisa ditambahkan madu murni secukupnya

3.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya untuk Kanker Rahim

Daun sirih merah ukuran sedang sebanyak 6 lembar, daun sambung nyawa (ngokilo) 30 gram, dan temu putih 30 gram. Semua bahan dicuci bersih dan diiris kecil-kecil, kemudian direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 2 gelas, lalu disaring. Ramuan ini diminum setelah dingin dua kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok madu murni dan air perasan jeruk nipis.


7.

AMBEIEN (WASIR)

Penyebab penyakit ambeien sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, diduga salah satu pemicunya diantaranya karena kebiasaan duduk terlalu lama, mengejan saat buang air besar, dan mengangkat beban terlalu berat. Ambeien yang sering diderita banyak orang umumnya terjadi karena adanya pembesaran vena di dalam usus besar dan daerah sekitar dubur yang sering disertai perdarahan lewat anus.

Biasanya penyembuhan ambeien memerlukan waktu lama. Jika tidak segera diatasi, ambeien bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti pembesaran wasir yang keluar dari anus. Wasir yang membesar ini sulit dimasukkan kembali ke dalam rektum. Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan hebat yang mengganggu aktivitas.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah 7 lembar dicuci bersih dan diiris kecil-kecil, selanjutnya direbus dengan air 3 gelas (600ml) hingga mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Setelah disaring dan dingin, ramuan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah 4 lembar, umbi dewa kering 30 gram, daun bidara upas 20 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 3 gelas (600ml) hingga mendidih dan tersisa 1 gelas, kemudian disaring. Ramuan ini setelah dingin diminum dua kali sehari, sekali minum 1 gelas. Bisa dicampur dengan 2 sendok teh madu murni.


8.

PENYAKIT GINJAL

Kerusakan fungsi ginjal atau gagal ginjal disebabkan beberapa hal, seperti peradangan serius pada organ ginjal, sehingga terjadi kerusakan fungsi ginjal dan peradangan akibat batu ginjal. Penyebab lain adalah adanya komplikasi dengan penyakit pada organ tubuh lain, seperti diabetes mellitus. Namun, penyebab utama gangguan fungsi ginjal lebih disebabkan kerja ginjal yang terforsir, pola makan yang tidak sehat, dan kurang mengkonsumsi air putih. Kelainan fisik yang dirasakan penderita adalah nyeri hebat pada pinggang.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah yang masih muda (daun bagian pucuk) sebanyak 8 lembar. Daun sirih dicuci bersih, diiris kecil-kecil, dan direbus dengan air 4 gelas (800ml) hingga tersisa 1,5 gelas, kemudian disaring dan diendapkan. Setelah dingin ramuan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan 2 sendok teh madu murni.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah yang masih muda sebanyak 5 gram, lempuyang kering 20 gram, daun tempuyung kering 20 gram, dan akar alang-alang 20 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Ramuan diminum setelah dingin dua kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Lebih baik jika ditambahkan 2 sendok teh madu.


9.

HEPATITIS (RADANG LEVER)

Penyebab utama terjadinya peradangan pada hati atau hepatitis adalah inflasi virus. Jika terjadi peradangan pada sel-sel hati, secara otomatis fungsi kerja hati terganggu. Radang lever sering ditandai dengan menurunnya daya tahan tubuh, lesu, lemah, mual, muntah, nyeri pada hati (lever), air kencing berwarna keruh, kotoran berwarna pucat, nyeri pada sendi, dan kadang-kadang disertai diare. Selain itu, juga ditandai mata dan kulit berwarna kekuningan. Biasanya radang pada lever secara berangsur-angsur sembuh dalam waktu 4-6 bulan.

Ramuan daun sirih merah untuk mengobati jantung koroner bisa dilakukan secara tunggal atau bisa pula dipadukan dengan tanaman herbal lainnya.

1.

Ramuan Daun Sirih Merah secara Tunggal

Daun sirih merah tua berukuran besar sebanyak 6 lembar yang dicuci bersih dengan air yang mengalir secara berulang-ulang. Daun sirih merah direbus dengan air 4 gelas (800ml) hingga mendidih dan menjadi 1,5 gelas. Ramuan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Lebih baik jika ditambahkan madu 3 sendok teh setiap kali minum.

2.

Ramuan Daun Sirih Merah dengan Tanaman Herbal lainnya

Daun sirih merah tua sebanyak 5 lembar (daun kelima dari daun paling bawah), daun pegagan 20 gram, serta akar dan rimpang temulawak 30 gram. Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas (600ml) hingga mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan disaring dan diminum setelah dingin tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Lebih baik jika ditambahkan 3 sendok teh madu murni.


10.

SEBAGAI OBAT KUMUR

Daun sirih merah yang digunakan adalah yang masih segar sebanyak 5 lembar. Daun dicuci bersih dan direbus dengan air 2 gelas (400ml) sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Air rebusan didinginkan dan dipakai untuk obat kumur tiga kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari. Ramuan ini sangat baik untuk mengobati gusi berdarah, gigi berlubang, sariawan, radang pada tenggorok, dan bau mulut.


11.

SEBAGAI OBAT LUAR

Daun sirih merah yang sudah tua, segar, dan tebal. Cuci bersih berulang kali menggunakan air yang mengalir. Setelah bersih, rendah dengan alkohol 70% selama 30 menit agar bakteri yang menempel mati. Selanjutnya daun sirih merah ditumbuk atau dilumatkan hingga lembut. Pemakaiannya dilakukan dengan cara dibalurkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti koreng, gatal-gatal, eksim, luka bernanah yang sulit sembuh, gangren ringan, jerawat berat yang menumpuk, dan kadas. Pemakaian dilakukan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari.


12.

BATUK

Daun sirih merah yang tidak terlalu tua sebanyak 10 lembar dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian direndam di dalam alkohol 70% selama 30 menit agar bakterinya mati. Daun sirih merah ditambah gula putih 100 gram direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin dituangkan kedalam botol yang bersih dan steril. Ramuan ini bisa diminum tiga kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari. Sekali minum satu sendok makan.


13.

PENAMBAH NAFSU MAKAN

Daun sirih merah yang tidak terlalu tua sebanyak 10 lembar dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian direndam di dalam alkohol 70% selama 30 menit agar bakterinya mati. Daun sirih merah ditambah gula putih 100 gram direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin dituangkan kedalam botol yang bersih dan steril. Ramuan ini bisa diminum tiga kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari. Sekali minum satu sendok makan.


14.

PEMBERSIH ORGAN KEWANITAAN

Daun sirih merah tua sebanyak 8 lembar dicuci bersih, kemudian diiris-iris selebar 1 cm. Daun sirih merah direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih. Setelah dingin baru air rebusan daun sirih merah bisa dipakai cebok dua kali sehari, pada pagi dan malam hari sebelum tidur. Air rebusan ini berguna untuk perawatan sehari-hari dan jika diperlukan, pemakaiannya bisa dilakukan secara rutin tiga hari dalam seminggu. Air rebusan sirih merah ini bermanfaat menjaga kebersihan dan kesehatan organ kewanitaan.

15.

RADANG PADA MATA

Daun sirih merah yang agak muda (daun kelima dari pucuk) sebanyak 4 lembar dicuci bersih dengan air mengalir. Selanjutnya direbus dengan air 2 gelas hingga mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air rebusan digunakan untuk merambang mata yang sakit. Cara pemakaiannya, mata dibersihkan (cuci muka), kemudian dirambang dengan air rebusan sirih merah secukupnya menggunakan gelas khusus untuk merambang tiga kali sehari dan bisa diulang selama tiga hari berturut-turut.

Sebaiknya sebelum dipakai untuk merambang, air rebusan diendapkan dulu dan bagian atas (yang bening) yang dipakai untuk merambang. Jika sakitnya hanya peradangan biasa, pada hari ketiga atau keempat akan membaik dan sembuh.


16.

UNTUK OBAT OLES

Bahan yang digunakan untuk membuat salep sirih merah adalah tepung atau ekstrak sirih merah yang telah digiling halus sebanyak 25 gram, air 5 sendok makan, gom arab 1 sendok teh, dan minyak zaitun 1 sendok makan. Semua bahan dicampur secara merata menggunakan mixer atau blender. Formula yang terlalu encer bisa ditambahkan serbuk sirih merah lagi sedikit demi sedikit hingga kekentalannya seperti yang diinginkan. Jika akan disimpan dalam waktu lama, formula salep ini dapat ditambahkan bahan pengawet berupa Nipagin sebanyak 0,5 sendok yang dicampurkan secara bersamaan dengan pencampuran bahan.


17.

SEBAGAI MASKER DAN LULUR

Bahan masker dan lulur berupa ekstrak atau serbuk sirih merah sebanyak 30 gram dicampur dengan perasan jeruk nipis dan perasan apel, madu, susu murni, serta putih telur secukupnya. Semua bahan diblender agar tercampur dengan benar (menyatu). Masker ini berfungsi untuk menghaluskan, membersihkan, mengencangkan, dan memberi nutrisi bagi kulit wajah. Selain itu juga dapat mengobati jerawat dan menghambat proses penuaan atau mencegah kerut dan flek yang sering terlihat di wajah, sehingga wajah menjadi cerah dan tidak kusam. Masker ini sebaiknya digunakan secara rutin dua kali dalam seminggu.


18.

EKSIM

Eksim sulit disembuhkan dan jika sudah sembuh, pada saat tertentu bisa kambuh lagi. Eksim ini bisa ditangani dengan daun sirih merah dengan dipadukan dengan tanaman herbal lainnya. Bahan yang dibutuhkan adalah daun sirih merah yang lebar dan tebal sebanyak 6 lembar dan rimpang temu mangga 5 jari. Kedua bahan dicuci bersih dan diiris tipis, kemudian direbus dengan air 4 gelas hingga tersisa 2 gelas. Cara pemakaiannya diminum dua kali sehari pada pagi dan sore hari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan air perasan jeruk nipis 2 sendok teh dan madu murni 2 sendok teh. Sisanya bisa disimpan dikulkas dan jika akan digunakan atau diminum sebaiknya dipanaskan terlebih dahulu.


19.

SAKIT GIGI

Bahan untuk membuat obat sakit gigi adalah daun sirih merah sebanyak 5 lembar, temu putih 5 jari, dan kunyit 4 jari. Semua bahan dicuci bersih dan diiris kecil-kecil, kemudian direbus dengan air 4 gelas hingga mendidih dan tersisa 2 gelas. Ramuan ini diminum dua kali sehari setelah makan. Sekali minum satu gelas. Agar rasanya segar bisa ditambahkan jeruk nipis dan madu. Jika sakit gigi tidak terlalu serius, biasanya akan sembuh dalam 2-4 hari.


20.

RADANG PADA GUSI DAN SARIAWAN

Daun sirih merah yang tua dan segar sebanyak 5 lembar dan temu mangga 5 jari dicuci bersih dan diiris tipis. Kedua bahan direbus dengan air 2 gelas hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin diminum 0,5 gelas dan sisanya untuk kumur-kumur sampai habis. Jika cara ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut, biasanya radang pada gusi dan sariawan akan sembuh pada hari keempat.


21.

KEPUTIHAN AKUT / KRONIS

Sebagian perempuan ada yang mengalami keputihan menahun (kronis) dan akut yang sulit disembuhkan. Penyebabnya adalah adanya infeksi di saluran liang rahim. Faktor kebersihan berperan sangat penting dalam upaya penyembuhannya. Hal ini bisa diatasi dengan ramuan sirih merah. Bahannya daun sirih merah sebanyak 5 lembar, temu putih 30 gram, dan umbi dewa 20 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air sebanyak 3 gelas (600ml) hingga mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan ini kemudian disaring dan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas.


22.

LANCAR HAID

Daun sirih merah 6 lembar, umbi dewa 30 gram, dan mahkota dewa 20 gram dicuci bersih, kemudian direbus dengan air 3 gelas sampai mendidih dan tersisa 2 gelas. Air rebusan ini didinginkan dan diminum dua kali sehari, sekali minum 1 gelas. Penderita dianjurkan menghindari stress dan cukup istirahat


23.

DEMAM BERDARAH

Daun sirih merah tua sebanyak 5 lembar, daun sambiloto segar 20 gram, daun ginseng talinum 10 gram. Semua bahan dicuci bersih, diiris tipis-tipis kemudian direbus dengan air 4 gelas hingga mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan selanjutnya disaring dan diminum tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas. Bisa ditambahkan madu 1 sendok makan setiap kali minum


24.

PENGHALUS KULIT

Daun sirih merah sebanyak 5 lembar, daun murbei 7 lembar, temu giring 3 jari, ginseng talinum 30 gram, mengkudu 1 buah, dan wortel 2 jari. Semua bahan dicuci dan diiris kecil-kecil, kemudian direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa satu gelas. Air rebusan didinginkan dan ditambah tepung ketan putih 200 gram, minyak esensial 3 tetes untuk pewangi, perasan jeruk nipis, minyak zaitun 2 sendok teh, dan madu 2 sendok teh. Semua bahan dicampur atau diblender selama 2-3 menit dan dimasukkan ke dalam wadah yang bersih. Lulur siap digunakan.


25.

IMPOTENSI

Daun sirih merah 6 lembar, ginseng talinum 40 gram, rimpang temulawak 30 gram, lempuyang 20 gram, dan jahe merah 30 gram. Semua bahan dicuci bersih dan diiris kecil-kecil, direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas, kemudian disaring. Ramuan diminum tiga kali sehari selama tiga hari berturut-turut. Sekali minum 0,5 gelas.


26.

LEUKEMIA (KANKER DARAH)

Daun sirih merah segar sebanyak 5 lembar, daun sambung nyawa 5 lembar, pegagan kering 30 gram, daun ginseng talinum kering 30 gram, umbi dan akar ginseng talinum 10 gram, serta daun tapak dara 4 gram. Semua bahan dicuci bersih, diiris kecil-kecil, kemudian direbus dengan air 6 gelas (1200ml) hingga mendidih dan tersisa 3 gelas. Ramuan diminum tiga kali sehari secara rutin sampai kondisi membaik. Sekali minum 0,5 gelas.


27.

PENUAAN DINI

Daun sirih merah 6 lembar, kurma 10 biji, kacang hijau 100 gram, ginseng talinum 40 gram, madu 2 sendok makan, dan perasan jeruk nipis 2 sendok makan. Semua bahan direbus (kecuali jeruk nipis dan madu) dengan air 4 gelas sampai mendidih dan tersisa 2 gelas. Madu dan perasan jeruk nipis dimasukkan, diaduk rata, lalu diminum seminggu sekali (dua kali sehari) selama satu bulan. Sekali minum satu gelas.


28.

BAU BADAN

Daun sirih merah 5 lembar, daun bunga kantil 2 lembar, daun kemangi 1 tangkai, dan daun cikra-cikri 1 tangkai. Semua bahan dicuci lalu diris tipis-tipis dan direbus dengan air 3 gelas hingga mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Ramuan diminum selagi hangat tiga kali sehari, sekali minum 0,5 gelas.

Selain dengan ramuan tersebut diperlukan olahraga secara rutin, membiasakan diri hidup bersih, dan mengkonsumsi air putih 8-10 gelas per hari.


29.

RADANG PADA TELINGA

Daun sirih merah yang muda dan segar 5 lembar, serta daun muda sambiloto 10 lembar. Bahan-bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 2 gelas sampai mendidih dan tersisa 0,5 gelas. Setelah dingin ramuan ini diteteskan ke telinga yang sakit menggunakan pipet 3-4 kali sehari. Selanjutnya telinga dibersihkan dengan kapas.


30.

PENYAKIT KELAMIN

Daun sirih merah 5 lembar, daun sambiloto kering 20 gram, daun pegagan kering 20 gram. Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan air 4 gelas (800ml) sampai mendidih dan tersisa 2 gelas. Ramuan diminum tiga kali sehari selagi hangat selama tujuh hari berturut-turut. Sekali minum 0,5 gelas. Sisanya untuk mengkompres bagian organ tubuh yang sakit.


(Sumber : Bambang Sudewo, Yogyakarta)
Diposkan oleh Assalamualaikum.... di 09:24 1 komentar
Label: ambeien, asam urat, back to nature, demam berdarah, diabetes, ginjal, hepatitis, herbal, impotensi, jantung koroner, kanker, leukimia, penuaan dini, penyakit kelamin, radang prostat, sirih merah, tbc

Jumat, 04 Februari 2011

sochletasi

SocHletasi
SOXHLET (SOKLET)
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.

Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.

Adapun prinsip sokletasi ini adalah

Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan

Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang
akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi

Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.

Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1. Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol
2. Titik didih pelarut rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa – senyawa trepenoid dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa – senyawa yang diekstraksi.

Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa
dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.

Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.

Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih efisien, karena:
1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang kali.
2. Waktu yang digunakan lebih efisien.
3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.

Sokletasi dihentikan apabila :
1. Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.
2. Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
3. Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.

Keunggulan sokletasi :
1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
3. Proses sokletasi berlangsung cepat.
4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.

Kelemahan sokletasi :
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.
Skema kerja
1. Pasang alat soklet
2. Haluskan dan keringkan sampel
3. Bungkus sampel dengan kertas saring ( selongsong ), ikat dengan benang,masukkan ke dalam alat soklet
4. Masukkan pelarut sebanyak 1,5 x volume ekstraktor soklet
5. Lakukan sokletasi sampai pelarut tidak berwarna
6. Keluarkan sampel, panaskan untuk memisahkan pelarut dari senyawa hasil ekstraksi
bbblajarbareng.blogspot.com

Kamis, 03 Februari 2011

crispy jamur tiram

Resep Jamur Crispy




Jamur CrispyResep Jamur Crispy yang bikin kriuk-kriuk bisa gampang dibikin lantaran mudah membuatnya. Camilan yang enak ini membutuhkan jamur tiram yang segar sebagai bahan utamanya, dan juga telur antero. Paling enak disajikan panas-panas bersama teh atau minuman lainnya. Selamat mencoba.


Bahan-bahan

* Satu bungkus Jamur Tiram segar (sekitar 2ons)
* 1 Butir telur antero(utuh)
* Garam
* Penyedap Rasa
* 100 gr Tepung Terigu
* 50 gr Tepung Maizena
* 2 gr Baking Powder

Cara Membuat

1. Bersihkan jamur segar dari kotoran. Iris -iris memanjang.
2. Letakkan irisan jamur ke dalam wadah, siram dengan air panas, aduk2 sebentar.
3. Tiriskan jamur tiram, sedikit tekan/peras, hingga air berkurang.
4. Kocok lepas telur ayam, beri garam & penyedap rasa, rasa disesuaikan selera masing-masing. Kocok hingga garam larut.
5. Celupkan jamur ke dalam kocokan telur, lumuri rata.
6. Masukkan celupan jamur tadi ke dalam adonan tepung, aduk-aduk dgn diremas2 hingga tepung menempel sempurna pada jamur.
7. Panaskan api hingga sedang saja, jangan terlalu panas, goreng jamur bertepung hingga kering sempurna, angkat tiriskan, siap disajikan dengan aneka topping/taburan.
bbblajarbareng.blogspot.com